Seoul Institute of Art (SIA), Korea Selatan menganugerahi gelar Honorary Professor atau Profesor Kehormatan kepada Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputeri.
Gelar profesor ini menjadi yang kedua, setelah Juni tahun lalu Universitas Pertahanan (Unhan) juga memberikan gelar serupa dalam bidang kepemimpinan strategik.
Megawati hadir langsung ke SIA untuk menerima penghargaan itu dengan didampingi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistyanto, serta perwakilan pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yaitu Bendahara Umum DPP PDIp, Olly Dondokambey, serta Ketua DPP PDIP, Rokhmin Dahuri.
Megawati mendapatkan gelar Profesor Kehormatan SIA untuk bidang demokrasi, perdamaian, lingkungan, dan budaya.
SIA memberikan gelar tersebut karena menilai Megawati telah berjasa dalam memperjuangkan perdamaian di kawasan Semenanjung Korea. Salah satunya dengan menjadi utusan khusus Presiden Korea Selatan dalam diplomasi perdamaian dengan Korea Utara.
Megawati menjadi sedikit dari pemimpin dunia yang dapat diterima dengan baik Korea Utara. Hal itu disebabkan hubungan sejarah ayahnya, Soekarno dengan Pemimpin Besar Korea Utara, Kim Il Sung.
Selain itu, Megawati juga dianggap aktif dalam pengembangan riset dan inovasi, seiring dengan posisinya sebagai Ketua Dewan Pembina Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Oleh sebab itu, SIA menilai Megawati sebagai role model bagi generasi masa depan.
“Ibu Megawati telah mengisi kepemimpinnya dalam membentuk politik di negara Indonesia. Tetapi pada saat yang sama, dia juga dengan penuh semangat mempromosikan seni, budaya, penembangan industri kreatif, perdamaian dan demokrasi, serta peningkatan kualitas hidup,” kata Rektor SIA, Prof. Duk-Hyung Yoo dalam acara penganugerahan gelar Profesor Kehormatan bagi Megawati, Rabu (11/5).
Simak juga data mengenai tantangan bagi masyarakat di Asia Tenggara di masa depan
Sebagai pemberi gelar, SIA merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memiliki spesialisasi dalam bidang seni. Kampus ini juga telah menelurkan banyak pekerja seni ternama di dunia hiburan Korea Selatan, seperti bintang film Kim Seon Ho, Son Ye Jin, hingga Kim Ha-neul. Kemudian penyanyi Wooyoung dari Grup 2PM, dan presenter Yoo Jae-Suk.
Kampus SIA berlokasi di Ansan, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. SIA menjadi salah satu institut kesenian paling bergengsi di Korea Selatan, dan sudah berdiri selama 6 dekade.
Sementara saat mendapatkan gelar profesor dari Unhan, Rektor Unhan, Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian menyatakan, gelar kepada Megawati diberikan berkat jasa-jasanya selama menjadi Presiden RI, terutama dalam penanganan berbagai konflik.
“Unhan mencatat keberhasilan Megawati saat di pemerintahan dalam menuntaskan konflik sosial, seperti konflik Ambon dan Poso, pemulihan pariwisata pasca-bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI (Tenaga Kerja Ilegal) di Malaysia,” kata Amarulla saat memberikan gelar tersebut pada 8 Juni 2021.
Selain gelar profesor, Megawati juga menerima beragam gelar kehormatan akademik lainnya, yaitu Doktor Honoris Causa atau Doktor Kehormatan dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri.
Dari luar negeri, Megawati menerima gelar Honoris Causa dari enam perguruan tinggi, yaitu: Soka Japan University di Jepang untuk bidang kemanusiaan pada Januari 2020; Fujian Normal University di Cina untuk bidang diplomasi ekonomi pada November 2018; serta Mokpo National University di Korea Selatan untuk bidang demokrasi ekonomi pada November 2017.
Selain itu, Korea Maritime & Ocean University di Korea Selatan untuk bidang politik pada Oktober 2015; Moskow State Institute of International Relations di Rusia untuk bidang politik pada April 2003; dan Waseda University of Tokyo di Jepang untuk bidang politik pada September 2001.
Sementara dari dalam negeri, Megawati menerima gelar Doktor Honoris Causa dari tiga perguruan tinggi, yaitu: Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk bidang politik dan pemerintahan pada Maret 2018, Universitas Negeri Padang untuk bidang pendidikan politik pada September 2017, dan Universitas Padjajaran untuk bidang politik dan pemerintahan pada Oktober 2016.