Manusia menjalani kehidupan dengan berbagai kegiatan. Agar kegiatan berjalan lancar dan tujuan tercapai secara optimal, dibutuhkan evaluasi berkala. Evaluasi dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan manusia dalam upaya meningkatkan efektivitas dan produktivitas. Data dan informasi yang akurat dibutuhkan dalam pelaksanaan evaluasi untuk menunjang keputusan yang akan diambil.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi adalah penilaian, proses untuk menemukan nilai layanan informasi atau produk sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pengguna, dan pengumpulan dan pengamatan dari berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas dari suatu objek, program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli
Berikut pengertian evaluasi menurut para ahli.
- Fruchey (1973:5) mengatakan bahwa evaluasi adalah proses kegiatan berangkai mulai dari pengumpulan informasi, penetapan kriteria, membentuk penilaian dan menarik kesimpulan serta mengambil keputusan pelaksanaan informasi.
- Norman E. Gronlund (1976)evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk dapat menentukan atau juga membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran itu sudah dicapai siswa.
- William A. Mehrens dan Irlin J. Lehmann (1978) berpendapat, pengertian evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, serta juga menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk dapat membuat alternatif-alternatif keputusan.
- Menurut Roijakkers (1988:115), evaluasi adalah suatu kegiatan yang pada tahap tertentu seseorang dipaksa berpikir sendiri secara kreatif untuk memecahkan masalah, menemukan hal-hal baru, dan menjadi yang paling baru.
- Menurut Abdul Basir (1996), arti evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan data yang deskriptif, informative, prediktif, dilaksanakan dengan secara sistematik serta juga bertahap untuk dapat menentukan kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
- Suharsimi Arikunto (2003) menjelaskan, evaluasi merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang bertujuan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan pada suatu program pendidikan.
- Diungkapkan oleh Djemari Mardapi (2008), evaluasi adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, serta kinerja atau produktivitas suatu satuan lembaga dalam melaksanakan suatu program.
- Menurut Miller (2008), evaluasi adalah penilaian kualitatif yang menggunakan hasil pengukuran dari tes dan informasi penilaian untuk menentukan nilai.
- Menurut Wiersma dan Jurs sebagaimana dikutip oleh Aunurrahman dalam buku Belajar dan Pembelajaran (2013), evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai.
Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi menurut Kelsey dan Hearne (1963) yaitu:
- Menentukan titik awal suatu program.
- Menunjukkan seberapa jauh kemajuan yang diperoleh akibat pelaksanaan program.
- Menunjukkan apakah program sesuai atau tidak.
- Menunjukkan efektivitas program.
- Membantu menemukan titik lemah pelaksanaan program.
- Sebagai arah keterampilan dan kerja sama dengan potensi sekitar.
- Membuktikan sistematika perencanaan.
- Memberikan kepuasan perencana, pelaksana dan penilai.
Pendapat lain oleh Margono Slamet (1978) mengatakan bahwa tujuan evaluasi adalah:
- Memberikan gambaran dan mempengaruhi proses perubahan perilaku.
- Dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana metode penyuluhan telah diterapkan dan hasil yang didapat.
- Hasil evaluasi digunakan untuk menyesuaikan pelaksanaan program selanjutnya.
Lebih lanjut, Nurkancana (1983) secara rinci mengungkapkan tujuan evaluasi sebagai berikut.
- Mengetahui kesiagaan sasaran.
- Mengetahui seberapa jauh proses pelaksanaan.
- Mengetahui apakah bahan pelajaran yang diberikan dapat dilanjutkan atau diulangi.
- Untuk mengetahui kemajuan anak didik.
- Membandingkan apakah prestasi yang telah dicapai sesuai dengan kapasitas atau belum.
- Dapat informasi kecocokan bahan dan metode.
- Menafsirkan kesiapan anak didik sebagai bagian output program di masyarakat.
- Mengetahui efisiensi dan efektifitas program yang dilaksanakan.
Prinsip Evaluasi
Kelsey dan Hearn (1963:254) dan Gallup (1973:64) menggambarkan bahwa evaluasi harus dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut:
- Derajat kesahihan alat ukur harus benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.
- Keobyektifan, harus diwujudkan dan tanpa pilih kasih terhadap kriteria yang dipakai.
- Keterandalan alat ukur yang dipakai harus mencerminkan batas ilmiah yang jelas.
- Kepraktisan, dalam arti mudah dilaksanakan, tidak menuntut prosedur dan alokasi waktu juga biaya tinggi.
- Kesederhanaan, berarti mudah dipakai, mudah didapat, tidak rumit serta dapat dimengerti dengan cara sederhana.
- Kesaksamaan, dalam arti kecermatan dan sistematika yang digunakan mencerminkan kebenaran yang tinggi.
Unsur-Unsur Evaluasi
Terdapat beberapa pendapat mengenai unsur-unsur evaluasi. Pesaribu dan Simandiuntak dalam buku Proses Belajar Mengajar (1980) menjelaskan bahwa ada tiga unsur evaluasi, yaitu:
- Unsur prestasi, menyangkut pendataan dan daya serap terinput yang diberikan.
- Unsur evaluasi, unsur ini lebih melihat pemahaman dalam bentuk perilaku sasaran.
- Unsur proses, lebih menekankan penggunaan dan kelancaran pelaksanaan program.
Porter (1973) mengatakan terdapat empat unsur evaluasi, yaitu:
- Pernyataan spesifik dari tujuan pendidikan.
- Cara untuk mencapai tujuan.
- Penaksiran keadaan sebelum program dimulai dan titik awal.
- Melaksanakan pengukuran evaluasi.
Proses Evaluasi
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang perlu dibahas, yaitu:
- Apa yang menjadi bahan evaluasi.
- Bagaimana proses evaluasi.
- Kapan evaluasi diadakan.
- Mengapa perlu diadakan evaluasi.
- Di mana proses evaluasi diadakan.
- Pihak yang mengadakan evaluasi.
Demikian penjelasan tentang pengertian evaluasi, tujuan, prinsip, unsur, dan prosesnya.