Sempat Ditutup, Terminal Peti Kemas Semarang Kembali Beroperasi

ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.
Foto udara sejumlah warga yang didominasi pekerja menembus banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022).
24/5/2022, 19.26 WIB

Banjir akibat rob atau pasang air laut di pesisir utara Kota Semarang, Jawa Tengah, sejak Senin (23/5), sempat membuat operasional pelabuhan Tanjung Emas terhenti, akibat akses jalan ke dalam terminal tergenang.

Setelah tak beroperasi sekitar 21 jam, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3, memastikan Terminal Peti Kemas Tanjung Emas, kembali beroperasi dan melakukan aktivitas bongkar muat.

Seperti dikutip Antara, General Manager TPK Semarang, I Nyoman Sudhiarta mengatakan aktivitas pelayanan bongkar muat telah dimulai pukul 11:00 WIB dengan kegiatan bongkar muat kapal MV SITC Shekou yang akan bertolak menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

"Kami telah memulai operasional terminal setelah melakukan serangkaian persiapan, salah satunya memastikan sambungan daya untuk alat bongkar muat peti kemas aman untuk aliran listrik, dan peti kemas yang sempat terdampak oleh air pasang sudah ditempatkan di area yang aman," kata Sudhiarta, Selasa (24/3).

Menurutnya dermaga dan lapangan penumpukan sudah relatif kering, sehingga dapat melayani kegiatan bongkar muat tiga kapal, yakni MV SITC Shekou, MV Uni Premiere, dan MV Intan Daya 8.

Untuk upaya jangka panjang, kata Sudhiarta, Pelindo akan mengantisipasi banjir rob dengan membuat saluran-saluran air baru, melakukan peninggian jalan, serta peninggian dan penguatan area dermaga.

Belum diketahui pasti jumlah kerugian akibat bencana banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi, serta diperparah dengan jebolnya tanggul laut di kawasan pelabuhan.

Beberapa titik yang terdampak adalah lapangan penumpukan peti kemas ekspor yang berada di pinggir dermaga, dan juga area konsolidasi (container freight station).

Menurut dia, sedikitnya terdapat 500 peti kemas berukuran 40 kaki, yang terdampak langsung genangan banjir rob sehingga akan memberikan perhatian khusus untuk meminimalisir kerugian.

Selain itu, pihaknya terus berupaya untuk meminimalkan jumlah peti kemas yang terdampak dengan cara memindahkan peti kemas ke area yang lebih tinggi atau memasang beton untuk menahan laju air menuju peti kemas.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Winarsono, menyebut tanggul laut yang jebol di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas mencapai panjang 20 meter dengan lebar 1,5 meter.

"Rob yang besar mengakibatkan tanggul penahan air laut di kawasan Lamicitra tidak mampu menahan air laut yang cukup besar," kata Winarsono di Semarang, Jateng, Selasa, dikutip dari Antara.

Selain tanggul jebol di kawasan pelabuhan, limpasan air laut juga menyebabkan sejumlah pemukiman warga di sekitarnya tergenang banjir.

Ia menyebut ketinggian rob yang menggenangi perkampungan di sekitar Tanjung Emas tersebut bisa mencapai 80 cm.

Banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah ini menambah daftar bencana alam di Indonesia, berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 1.381 bencana alam yang terjadi di Indonesia sejak 1 Januari hingga 26 April 2022. Banjir masih menjadi bencana alam yang paling sering terjadi.

Reporter: Antara