Tak Berani Ajak Ganjar, PKB Lirik Tito Karnavian Jadi Cawapres

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU
Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi (tengah), Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri) dan Wabendum PKB Nasim Khan (kanan) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
9/6/2022, 18.33 WIB

Di tengah kehadiran beberapa tokoh yang mendapatkan popularitas sebagai calon presiden (capres), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergeming mengusung ketua umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk menjadi capres pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Keputusan ini sesuai hasil Muktamar PKB pada Agustus 2019 di Bali.

Kini persoalan PKB tinggal mencari pendamping yang tepat untuk Cak Imin. PKB pun melirik beberapa nama tokoh yang dianggap potensial. Beberapa nama tersebut di antaranya: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Andika Perkasa; Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno; serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

“Tentu kami melihat ada banyak nama,” kata Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (9/6).

Dari sekian banyak nama yang disebut, Jazilul menilai nama Tito Karnavian sebagai pendamping paling tepat untuk bersanding dengan Cak Imin dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) nanti. “Pak Tito Karnavian oke juga,” ujarnya.

Jazilul menilai Tito memiliki potensi untuk membawa kemenangan di daerah Sumatera. Selain itu, Tito dianggap menarik karena berasal dari kalangan polisi. Sebab, selama ini belum ada presiden ataupun wakil presiden yang berasal dari latar belakang korps bhayangkara.

“Saya pikir perlulah. Yang dari kepolisian kan belum banyak. Saya pikir pak Tito ini bisa mewakili polisi,” tutur Jazilul.

Dalam dunia politik, kata Jazilul, diperlukan eksistensi dari tiga kalangan, yaitu politisi, pengusaha, dan para jenderal. Untuk itu dia melihat sosok Tito juga dapat mewakili kalangan jenderal, khususnya kepolisian.

Saat disinggung perihal tokoh dari kalangan politisi, khususnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang memiliki elektabilitas tinggi, Jazilul mengungkapkan bahwa PKB telah menutup opsi tersebut. “Pak Ganjar kan kader PDIP. Tidak berani kita,” katanya.

Selain melirik tokoh, PKB kini juga tengah melakukan pendekatan dengan partai-partai politik untuk mempersiapkan Pemilu 2024. Salah satunya dengan menyatakan koalisi bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Koalisi tersebut sengaja dibentuk jauh hari sebelum tenggat waktu pendaftaran capres, untuk mencegah terulangnya polarisasi politik sebagaimana pada Pemilu 2014 dan 2019. Polarisasi ini terjadi karena pada saat itu hanya terdapat dua pasang capres-cawapres yang bertarung.

Oleh sebab itu, dirinya berharap akan ada sekurang-kurangnya tiga pasang capres-cawapres pada Pemilu 2024. “Kalau cuma dua, untuk apa? Gabung saja, jadikan satu. Beres. Tidak repot-repot, kampanye murah,” tuturnya.

Untuk mewujudkan ini, PKB juga bersedia membuka dialog terkait capres yang akan diusung koalisi ini nantinya. Meski Cak Imin tetap akan menjadi prioritas tawaran PKB.  

Reporter: Ashri Fadilla