Politikus PDIP Ganjar Pranowo merespons pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri perihal manuver politik yang dilontarkan dalam pidato Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP pada Selasa (21/6). Ia mengaku merasa diingatkan melalui pernyataan tersebut, tetapi menganggap peringatan ini bukan hanya ditujukan kepada dirinya.
“Semua pasti merasa diingatkan dan itu Bu Mega tidak personal. Mbak Puan kemarin sudah membuat pernyataan itu peringatan untuk semua untuk siapapun yang ada di PDIP,” katanya di sela-sela agenda Rakernas II PDIP pada Rabu (22/6).
Ganjar saat ini selalu menempati peringkat tiga besar survei elektabilitas calon presiden (capres). Namun, ia mengaku enggan melakukan manuver politik sebagaimana yang diperingatkan Megawati. Sebagai kader, Ganjar mengaku hanya bisa mengikuti perintah ketua umumnya.
“Kalau partai kan keputusannya hasil kongres di Bu Mega. Semua pasti diminta sudah satu tegak lurus pada satu keputusan Bu Mega,” ujarnya.
Hasil survei terbaru oleh Charta Politika misalnya, nama Ganjar muncul dengan elektabilitas tertinggi di antara tokoh lainnya, yaitu sebesar 25,56%. Walau menempati peringkat tertinggi, ia mengatakan tak ingin jumawa dan menganggap bahwa hasil survei tak mesti menjadi patokan.
“Mungkin yang punya modal partai kali, lebih kepada partai. Biasa saja, masuk-masuk survei tidak lantas GR (gede rasa). Tidak ada di PDIP seperti itu,” ungkapnya.
Ganjar boleh saja tak merasa sebagai pihak yang dituju Megawati terkait peringatan manuver politk. Namun, namanya sempat muncul sebagai salah satu bakal calon presiden (capres) Nasdem. Relawan-relawannya di berbagai daerah juga solid mempromosikan dirinya untuk menjadi capres.
“Saya melihatnya arah peringatan Megawati kemarin untuk ke Ganjar. Yang mau jadi capres atau cawapres itu kan hanya Puan dan Ganjar.” kata Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin saat dihubungi Katadata.co.id pada Rabu (22/6).
Walaupun mendapat peringatan dari ketua umum, Ujang menilai bahwa Ganjar tak akan keluar dari partai yang sudah mengusungnya saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah pada Pemlihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 lalu. Dia melihat bahwa ada kemungkinan Ganjar untuk keluar jika Megawati memutuskan untuk tak mengusungnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.
“Bisa saja Ganjar keluar dan dipinang partai lain. Kalau saat ini keluar tidak mungkin. Pasti akan dihajar oleh PDIP. Oleh karena itu, hari ini kelihatannya Ganjar menikmati marahan-marahan dan kritikan-kritikan tersebut,” kata Ujang.
Sebelumnya, Megawati memberikan pesan kepada di hadapan kadernya agar tidak melakukan manuver politik, khususnya dalam penentuan capres. “Kalian, siapa yang berbuat manuver, keluar!” ujarnya dalam pidato Pembukaan Rakernas II PDIP pada Selasa (21/6).
Menurutnya, PDIP tidak memerlukan kader yang suka bermain politik dan oportunis. “Tidak ada di dalam PDIP yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver,” katanya.