Sandiaga Kritik Baim Wong & Indigo soal HAKI Citayam Fashion Week

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berpendapat, CFW merupakan demokratisasi dalam sub-sektor fesyen.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
25/7/2022, 19.45 WIB

Langkah Baim Wong dan Indigo Aditya Nugroho mendaftarkan merek Citayam Fashion Week atau CFW menuai kritik dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Sandiaga meminta pihak-pihak yang memiliki modal besar tak memanfaatkan CFW sebagai ladang uang bagi diri dan kelompoknya sendiri. 

"Siapa pun yang mendaftarkan CFW sebagai HAKI (hak kekayaan intelektual) harus transaparan. Kalau siapa cepat dia dapat, tentu tidak adil. Yang memiliki kapital besar, justru dia yang memonetisasi untuk menjadikan CFW sebagai ladang uang," ujar Sandiaga dalam konferensi pers, Senin (25/7). 

Ia mengatakan, pemerintah ingin mendukung CFW untuk memberikan kesempatan dan memberdayakan talenta-talenta muda di subsektor fesyen. Ia berpendapat, CFW merupakan demokratisasi dalam sub-sektor fesyen.

Ajang tersebut, menurut Sandiaga, menunjukkan bahwa fesyen bukan hanya dimiliki perancang busana papan atas, tapi juga oleh generasi milenial dan z. Selain itu, ia melihat CFW dapat menjadi daya tarik sektor pariwisata dan berdampak pada sektor ekonomi lainnya selain fesyen. Ia mencontohkan pendapatan penjual kopi keliling dan makanan kering di kawasan Dukuh Atas yang naik dua kali lipat sejak kawasan tersebut ramai. 

Di sisi lain, menurut Sandiaga, ada dampak negatif dari ajang CFW yang tak tertata dengan baik, yakni kemacetan di kawasan Dukuh Atas. Dampak ini dirasakan sendiri oleh Sandiaga. Menurut Sandiaga, banyak masyarakat yang memarkir kendaraan roda duanya secara sembarangan di sekitar kawasan Dukuh Atas seingga membuat luas jalan menyempit. 

Oleh karena itu, Sandiaga berencana bekerja sama dengan Pmerintah Kota Jakarta Pusat untuk memindahkan CFW ke lokasi yang lebih kondusif. Salah satu usulan yang dilayangkan adalah memindahkan CFW ke dekat stasiun MRT Jakarta di bagian Jakarta Selatan. Pertimbangan usulan tersebut adalah CFW yang dilakukan saat ini berdekatan dengan stasiun Dukuh Atas MRT.

Selain itu, Sandiaga menyarankan agar CFW dilakukan di dalam gerbong kereta. Menurutnya, langkah ini dapat menghindari CFW memiliki popularitas jangka pendek atau one hit wonder.

"Jadi, itu bisa bukan hanya dilakukan oleh anak muda dari Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok, tetapi bisa jadi ajang dengan nama Fashion on The Train. Itu bisa jadi sebuah fenomena yang berkelanjutan dan bisa bekerja sama dengan berbagai pihak," kata Sandiaga.

Sandiaga juga mengatakan, pemerintah siap mengadakan pelatihan, pendampingan, dan meningkatkan keahlian remaja pelaku CFW. Salah satu keahlian yang disebutkan Sandiaga adalah fotografi.

Pelatihan dan pendampingan tersebut akan dituangkan dalam beasiswa untuk menjadi mahasiswa di Politeknik Pariwisata yang dikelola Kementerian Parekraf. Sandi mengatakan peningkatan kemampuan penting untuk menghindari CFW sebagai one hit wonder.

"Saya ingin mereka memiliki kemampuan agar bisa berkelanjutan dan mendorong sub-sektor fasyen. Siapa tahu Roy, Jeje, Bonge, dan teman-temannya bisa tampil suatu saat di Paris Fashion Week," kata Sandiaga.

Reporter: Andi M. Arief