Beras Bansos Dikubur di Depok, Pemerintah Alami Kerugian?

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri PMK Muhadjir Effendy memberikan kata sambutan pada Malam Syukuran dan Apresiasi Tim Kemanusiaan Pelepasan WNI dari Wuhan dengan Masyarakat Natuna di Gedung Sri Serindid, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2/2020).
4/8/2022, 12.09 WIB

Pemerintah telah memeriksa beras bantuan sosial presiden (banpres) yang ditemukan terkubur di lahan parkir JNE Depok. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan tak ada kerugian materiil dalam temuan tersebut.

Ini lantaran kerugian telah ditanggung oleh JNE selaku pihak yang mengantarkan beras tersebut. "Sudah ada di perjanjian, jadi pemerintah tidak rugi," kata Muhadjir di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (3/8) dikutip dari Antara.

Total bobot beras tersebut sebanyak 3.675 kilogram atau 289 karung, setara untuk 139 keluarga penerima manfaat (KPM). Saat ini persoalan tersebut masih diselidiki oleh aparat.

"Saya berpegangan pada pernyataan JNE. Kalau nanti di temuannya beda, lain masalah," kata Muhadjir.

Dia menjelaskan pangkal masalah adalah distribusi yang dilakukan menggunakan kendaraan bak terbuka, padahal saat itu sedang dalam puncak musim hujan. Pemerintah dalam hal ini hanya mengambil keputusan yang paling aman.

"Pokoknya kalau ada satu truk kena hujan, tidak boleh dibagi semuanya," kata dia.

Adapun polisi mengatakan beras yang terkubur tersebut ditimbun pada 5 November 2021. Beras bermerk "Kita Premium" itu dibungkus dalam kemasan 5 kilogram, 10 kilogram, dan 20 kilogram.

Dari keterangan yang digali polisi, pemendaman beras dilakukan oleh PT Indah Berkah Bersaudara. Pemusnahan dilakukan dengan seizin JNE pusat.

Sedangkan kuasa hukum JNE, Anthony Jono mengatakan pihaknya telah bertanggung jawab untuk mengganti beras tersebut. Kerusakan terjadi dalam perjalanan selepas dari gudang Bulog.

"Semua yang rusak sudah kita ganti dan terdokumentasi dengan baik," kata Jono.

Reporter: Antara