IDI Minta Pertahankan Protokol Kesehatan untuk Tangkal Cacar Monyet

ANTARA FOTO/REUTERS/CDC/Handout /RWA/dj
T. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS Bagian jaringan kulit yang diambil dari luka pada kulit kera yang telah terinfeksi virus cacar monyet, dilihat dengan pembesaran 50X di hari keempat perkembangan ruam pada 1968.
21/8/2022, 08.58 WIB

Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi kasus cacar monyet (monkeypox) sudah masuk ke Indonesia. Menanggapi kondisi tersebut, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan di tengah pelonggaran kegiatan.

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengungkapkan kemunculan pasien Cacar Monyet yang merupakan laki-laki berusia 27 tahun asal DKI Jakarta. Pasien tersebut diketahui melakukan perjalanan dari luar negeri. Pasien menunjukkan ada gejala demam pada 14 Agustus 2022, namun tetap dalam keadaan baik, tidak sakit berat. Kemudian, pada 18 Agustus 2022 pasien melakukan pemeriksaan oleh Dinkes Jakarta.

PB IDI melalui Satgas Monkeypox atau Clades meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik, sesuai arahan Kementerian Kesehatan RI. Ketua Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI, dr Hanny Nilasari, SpKK mengingatkan bahwa meski sudah ada kelonggaran kegiatan di berbagai tempat, masyarakat tetap perlu mempertahankan protokol kesehatan secara ketat, serta lebih aktif menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Bagi yang merasa bergejala, dapat segera berobat menemui dokter terdekat," kata dr Hanny dalam keterangan resmi, Sabtu (20/8).

Sementara itu, Ketua Umum PB IDI, dr M. Adib Khumaidi, SpOT memastikan pihaknya terus berkoordinasi dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan setempat, serta IDI Wilayah dan IDI Cabang mengenai kewaspadaan penyakit ini.

"Kami meminta tim medis dan tenaga kesehatan tetap waspada dan segera melaporkan pada Dinas Kesehatan setempat, apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip Cacar Monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," ujar Adib.

Sementara itu, Syahril menyebutkan kalau sebelumnya terdapat 22 suspek yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, Pontianak, Riau dan Banten. Namun, setelah melalui hasil pemeriksaan PCR dan surveilans, semuanya dinyatakan negatif dan tidak ada penularan lebih lanjut.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Saat ini, wabah tersebut sudah menyebar di 86 negara.

Penularan penyakit terus mewabah ke sejumlah negara dunia. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kasus cacar monyet telah ditemukan di Singapura, yakni sebanyak 13 kasus hingga 3 Agustus 2022. Kemudian, Thailand dan Filipina melaporkan masing-masing 2 kasus dan 1 kasus cacar monyet.

Sementara, di negara tetangga RI,  Australia, telah melaporkan sebanyak 45 kasus cacar monyet. Adapun per 3 Agustus 2022, jumlah kasus cacar monyet di dunia sebanyak 26.208 kasus di 87 negara. Kasus cacar monyet terbanyak masih dipimpin oleh Amerika Serikat yakni sebanyak 6.616 kasus.

Sebagai informasi, menurut WHO, virus cacar jenis ini pertama kali ditemukan menjangkiti monyet pada tahun 1958, sedangkan kasus infeksi manusia pertama ditemukan pada 1970. Awalnya cacar monyet hanya ditemukan di wilayah Afrika bagian barat dan tengah. Namun, penularan virus ini terus terjadi di luar wilayah asalnya, hingga akhirnya jumlah kasusnya melonjak sejak Mei 2022.