Tren Kepuasan Publik Terhadap Presiden Jokowi Meningkat

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Presiden Joko Widodo mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) terbaru di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (3/9/2022).
4/9/2022, 15.50 WIB

Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada 13 - 21 Agustus 2022, menunjukkan mayoritas dari 1.220 responden menilai kondisi ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada posisi sedang.

Hal ini ditunjukkan dengan 46% responden yang menilai ekonomi Indonesia berada di tengah-tengah, tidak buruk, tetapi juga tidak baik. Sementara yang menilai baik atau sangat baik mencapai 26.2%. Hampir sama banyak dengan yang menilai buruk atau sangat buruk, mencapai 26.9%.

"Survei ini dilakukan sebelum kenaikan harga BBM, pertalite dan solar. Tetapi ada pertanyaan mengenai BBM di dalamnya. Jadi imbang ini hasilnya," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, saat memaparkah hasil survei yang disiarkan melalui channel Youtube LSI, Minggu (4/9).

Tetapi jika melihat tren persepsi masyarakat, sejak awal tahun ini tahun ini, kecenderungan publik yang menilai kondisi ekonomi Indonesia sedang-sedang saja terus menguat. Pada Februari 2022 dengan 31,1%, lalu naik menjadi 33,4% pada Mei 2022, dan terakhir di Agustus menjadi 46%.

Sementara yang menilai buruk jumlahnya kian sedikit. Pada Februari 2022 tercatat 42,1% responden menilai ekonomi Indonesia sedang buruk, lalu turun menjadi 36,2% pada Mei 2022, dan kini tersisa 26,9%.

"Cukup banyak berkurang selama enam bulan terakhir," jelas Djayadi.

Lalu untuk persepsi positif kecenderungannya stagnan. Dari 23,5% pada Februari 2022, menjadi 26,5% di Mei 2022, dan turun sedikit pada Agustus ini ke angka 26,2%.

Menurut Djayadi, penilaian warga terhadap kondisi ekonomi nasional memiliki korelasi positif dan signifikan dengan kepuasan warga terhadap kinerja Presiden Jokowi.

Kepuasan presiden cenderung meningkat dibanding temuan pada survei LSI sebelumnya. Saat ini 72,3% responden merasa cukup atau sangat puas dengan kerja Presiden Jokowi. Sementara 25,9% merasa kurang atau tidak puas sama sekali.

Berdasarkan tren, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi juga mengalami perbaikan sejak awal tahun ini. Pada Februari 2022 tercatat 65,9%, lalu meningkat 67,5% pada Mei, hingga Agustus ini mencapai 72,3%.

"Kalau lihat tren, selama enam bulan terakhir tingkat kepuasan masyarakat ada sedikit peningkatan," jelas Djayadi.

Beberapa alasan yang membuat publik puas terhadap Jokowi adalah karena memberikan bantuan kepada rakyat kecil (40%), membangun infrastruktur jalan (20,4%), kinerja yang bagus (9,4%), merakyat (6,1%), hingga mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok (4%).

Sementara beberapa alasan yang membuat responden tidak puas adalah harga kebutuhan pokok meningkat (32,6%), bantuan tidak merata (20,1%), kurang berpihak kepada rakyat kecil (5,3%), pengangguran (5,2%), dan kemiskinan tidak berkurang (3,9%).

Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Dari populasi tersebut kemudian dipilih secara acak atau random 1.220 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut mencapai +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi simple random sampling.