Hasil survei kedaiKOPI mengenai opini publik pada pemimpin perempuan menunjukkan, per Agustus 2022 sebanyak 55,5% responden menerima presiden perempuan.
Dari rilis survei tersebut, responden paling banyak mengemukakan hal yang diterima atau disukai untuk presiden perempuan, yakni dikarenakan berani mengambil tindakan atau keputusan alias tegas, dengan persentarse sebanyak 24,5% suara.
Senior Researcher Lembaga Survei KedaiKOPI Ashma Nur Afifah, mengatakan hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
"Cerdas dan tegas itu memang favorit, tapi memang presentasenya berubah-ubah," kata Nur Afifah dalam acara diskusi publik bertajuk "Siapa Ingin Presiden Perempuan?", Jumat (9/9).
Meski angka penerimaan pada presiden perempuan cukup tinggi, persentasenya masih lebih rendah dibanding penerimaan publik terhadap anggota legislatif perempuan (76%), bupati/walikota perempuan (70,8%), Gubernur perempuan (68%), dan wakil presiden perempuan (64,7%).
KedaiKOPI juga mencatat beberapa alasan mengapa ada beberapa responden yang masih tidak terbuka dengan kepemimpinan perempuan.
Hasil survei menunjukkan, 36,6% responden mengaku laki-laki lebih kompeten dalam memimpin. Lalu, sebanyak 25,2% responden menilai pemimpin perempuan menyalahi kodrat ajaran agama atau budaya.
Lalu, sebanyak 13,9% responden menilai perempuan kurang tegas dalam memimpin, kurang cocok untuk memimpin (8,2%), dan perempuan cenderung lemah (5,9%). Responden juga menilai perempuan kurang sigap (5,5%), kurang berwibawa (3,7%), emosional (2,9%), dan dinilai kurang bijaksana (2%).
Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan pada 3-18 Agustus lalu oleh Lembaga Survei KedaiKOPI di 34 provinsi di Indonesia. Survei ini mengunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±2,89% pada tingkat kepercayaan 95%, melibatkan 1.197 responden.
Lalu, proses wawancara dilakukan secara tatap muka, dengan menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).