Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyatakan sistem pembayaran tol non-tunai nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) yang tengah dipersiapkan, memiliki margin kesalahan maksimum sebesar 1%.
Meski demikian, pemerintah masih melakukan proses uji internal teknologi MLFF terhadap badan usaha jalan tol (BUJT) di dalam negeri.
Kepala BPJT Danang Parikesit menjamin BUJT bahwa seluruh pengguna jalan tol akan membayar tarif. Namun demikian, badan usaha pelaksana sistem MLFF, yakni PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), hanya memiliki indikator kinerja utama sebanyak 99%.
Artinya, kinerja dasar RITS dalam pelaksanaan sistem MLFF adalah 99% dari total transaksi di jalan tol. Dengan demikian, margin kesalahan maksimum sistem MLFF yang akan dipertanggung jawabkan oleh RITS adalah 1% dari total transaksi jalan tol.
Margin kesalahan MLFF yang dinyatakan Danang jauh lebih rendah dari proyeksi Intelligent Transport System (ITS) Indonesia atau sebanyak 20%.
"RITS menjamin risiko itu, dia menanggung 1% dari transaksi di jalan tol. Makanya, semakin bagus teknologinya, dia bisa mengurangi margin of error itu," kata Danang, saat Ground Breaking Tol Gilimanuk-Mengwi, Sabtu (10/9).
Belum lama ini, Danang memprediksi nilai transaksi jalan tol tahun ini mencapai Rp 26,53 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan 2019 atau masa sebelum pandemi, yakni senilai Rp 21,02 triliun.
Dengan kata lain, RITS akan menjamin kehilangan transaksi di jalan tol maksimum senilai Rp 265,3 miliar kepada BUJT.
Danang menambahkan, sistem MLFF yang dibuat RITS telah lulus uji kekokohan oleh BPJT. Adapun, pengujian yang dilakukan saat ini adalah untuk melihat kelancaran penghubungan data antara beberapa entitas.
Sebagai informasi, sistem MLFF akan menghubungkan beberapa sistem informasi, yakni teknologi MLFF atau Cantas, Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), dan Electronic Registration and Identification (ERI).
Dalam sistem MLFF, Cantas akan mendata dan mengolah transaksi jalan tol dengan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS). Setelah itu, kamera khusus yang dipasang di sepanjang jalan tol akan merekam nomor polisi kendaraan yang melalui jalan tol untuk diverifikasi dengan sistem ETLE dan ERI.
"Kelancaran proses itu yang paling penting dan yang harus kami jaga," kata Danang.
Sekretaris BPJT, Triono Junoasmono, mengatakan pemerintah akan bertahap menambah ruas tol yang menggunakan sistem non tunai nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) setelah sosialisasi dimulai. Menurutnya, setidaknya ada dua ruas yang akan menjadi tempat sosialisasi MLFF pada akhir 2022.
"Saat ini sedang kami kaji, ada beberapa ruas yang akan kami pilih dalam waktu dekat. Mungkin akan kami pilih ruas tol di sekitar Jakarta, dan satu di luar Jakarta," kata Triono dalam siniar #BincangJalandanJembatan, Selasa (23/8).
Selama masa sosialisasi, Triono mengatakan, BPJT masih akan menyediakan jalur untuk pengguna jalan yang mau membayar dengan kartu uang elektronik. Selain itu, pengguna jalan bisa mendapatkan sosialisasi saat mengisi ulang kartu uang elektronik di mini market.
Dalam sistem MLFF, pengguna jalan tol harus memasang aplikasi Cantas di gawainya. Setelah itu, pengguna jalan tol harus melakukan registrasi, mendaftarkan kendaraan, dan menghubungkan Cantas dengan sumber dana.