Pakar Siber: Data Peretasan Bjorka Belum Tentu Valid

Breached
Hacker Bjorka
11/9/2022, 15.28 WIB

Pakar keamanan siber menyebut masih terlalu dini untuk memastikan keaslian data yang dibocorkan oleh peretas anonim Bjorka

Chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) Pratama Prasadha mengatakan Bjorka membocorkan 679.180 data dokumen kepresidenan pada Jumat (9/9). Ini termasuk surat-surat dari Badan Intelijen Negara (BIN) dengan label rahasia. Total, Bjorka mengklaim memiliki 189 mega byte data yang berhasil ia retas. 

Pratama mengatakan pengunggah mengklaim data Ini merupakan database yang berisi kumpulan surat pada periode 2019-2021. Namun menurutnya, masih terlalu dini untuk  menyatakan bahwa data tersebut valid.

“Belum ada yang bisa dianalisis dari data sampel hasil breach-nya untuk dibuktikan apakah benar data ini berkaitan dengan surat menyurat Presiden,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (11/9).

Pratama menilai Bjorka merupakan peretas yang cerdik dalam menyembunyikan identitasnya. Peretas ini juga unik karena ia mengerti kondisi di Indonesia. 

“Biasanya hacker-hacker asli luar negeri yang mencuri data dari Indonesia, mereka hanya jualan saja. Tidak mengerti apa isinya, dan apa dampak politisnya. Ini si Bjorka mengerti sekali, bahkan melakukan profiling terhadap beberapa pejabat di Indonesia,” katanya.

Sementara itu, pihak Istana sendiri sudah menyangkal ada peretasan. Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menegaskan tidak ada surat dan dokumen untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang bocor di internet.

"Nanti pihak Sekretariat Negara akan menyampaikan. Tidak ada isi surat-surat yang bocor," kata Heru, dikutip dari Antara, Sabtu (10/9). 

Heru mengatakan, informasi yang menyebutkan surat berlabel rahasia dari Badan Intelijen Negara (BIN), dan surat lainnya untuk Presiden Jokowi bocor di forum peretas (hacker) adalah informasi bohong.

Reporter: Rezza Aji Pratama