Survei CSIS: Elektabilitas Ganjar Paling Tinggi di Kalangan Anak Muda

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membacakan rekomendasi eksternal saat Penutupan Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (23/6/2022).
26/9/2022, 14.50 WIB

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei simulasi pemilihan presiden (pilpres) yang diikuti oleh pemilih muda. Survei menunjukkan, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dominan dalam beberapa simulasi.

Survei pilpres dilakukan dalam beberapa simulasi, yaitu 14 nama, tujuh nama, tiga nama, dan head to head. "Ketika simulasi 14 nama, ada empat nama besar. Jadi gap tinggi sekali," kata Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes di Jakarta, Senin (26/9).

Pada simulasi 14 nama, Ganjar menempati posisi teratas dengan perolehan 25,9%. Sementara, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memperoleh suara 19,2%.

Kemudian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meraih suara 18,1%, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 16,2%, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 4,3%. Nama lainnya, Ketua DPR Puan Maharani mendapatkan suara 0,8%.

Sementara pada simulasi pilpres tujuh nama, Ganjar masih menempati posisi tertinggi, yaitu 26,9%. Sedangkan, Prabowo dan Anies masing-masing memperoleh 20,1% dan 19,9%. Berikutnya, Ridwan Kamil mendapatkan suara 17,5%, Sandiaga Uno 4,4% dan Puan 1,1%.

Bila pilpres diikuti tiga calon, 33,3% pemilih muda mendukung Ganjar, 27,5% mendukung Anies, dan 25,7% mendukung Prabowo. Namun, suara pemilih muda berubah ketika nama calon pilpres mengerucut. "Sebab ada perubahan dukungan dari satu calon ke calon lain," kata Arya.

Jika pilpres hanya diikuti head to head oleh dua Anies dan Ganjar, elektabilitas tertinggi diraih oleh Anies yaitu 47,8%, sementara Ganjar 43,9%. Jika Ganjar dihadapkan dengan Prabowo, Ganjar memperoleh suara lebih unggul yaitu 47,2% sementara Prabowo 45%.

Karakter Pemimpin

Survei menunjukkan, 34,8% pemilih muda membutuhkan pemimpin yang jujur atau tidak korupsi. Selain itu, 15,9% responden mengatakan pemimpin perlu merakyat dan sederhana, sementara 12,4% menilai calon presiden tegas dan berwibawa.

Di sisi lain, sikap taat beragama hanya memperoleh 4,1%. "Orang butuh pemimpin yang jujur, berintegritas, dan bersih dari korupsi," ujar dia.

Sementara, kompetensi utama yang diperlukan bagi pemilih muda ialah kemampuan membuat perubahan, yaitu sebanyak 28,7%. Kemudian, 21% pemilih muda menilai perlu memiliki kemampuan memimpin di saat krisis. Sementara, 14,8% responden menilai perlunya kemampuan membuat kebijakan yang inovatif.

Survei dilakukan pada 8-13 Agustus 2022. Proporsi pemilih muda ialah pemilih berusia 17-39 tahun yang terdiri dari geenrasi Z dan milenial. Pada masa depan, pemilih muda diperkirakan memiliki proporsi 60% dari total pemilih Pilpres.

Adapun, kerangka sampel berasal dari populasi penduduk Indonesia berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik pada 2020. Jumlah sampel sebesar 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi.

Setelah dilakukan kendali mutu, data yang valid sebanyak 1.192 sampel. Adapun, Margin of Error survei sebesar +/- 2,84% pada tingkat kepercayaan 95%.

Reporter: Rizky Alika