Indonesia tengah bersiap menghadapi dampak dari krisis global. Presiden Joko Widodo akan mengundang beberapa menteri ke Istana Negara untuk mempersiapkan skenario terburuk menghadapi perlambatan ekonomi global.
Presiden menyampaikan akan memanggil beberapa menteri dalam waktu dekat untuk melakukan pengujian ketahanan atau stress test beberapa sektor ekonomi. Beberapa indikator yang akan diuji adalah nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, pangan, dan energi.
"Semuanya harus kita hitung. Dengan demikian, saat situasi memburuk, dampak di domestik ini betul-betul harus disiapkan betul penanggulangannya," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna pada Selasa (11/10) dan diunggah ke Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (12/10).
Selain itu, Jokowi meminta kepada menteri koordinator untuk memperkuat koordinasi dengan kementerian di bawahnya. Secara khusus, ia meminta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan realisasi investasi baru di lapangan.
Selain itu, persoalan apapun yang terjadi di lapangan terkait investasi baru harus diselesaikan. "Uang yang masuk kita hargai betul karena sekarang sulit yang namanya mencari investasi," ujarnya.
Di sisi lain, Jokwoi juga mengingatkan agar para pembantunya tetap berhati-hati dalam mempercepat anggaran negara. Kepala Negara menyoroti lambatnya serapan oleh Kementerian Sosial, khususnya dalam program bantuan sosial atau Bansos.
Presiden Widodo mencatat realisasi serapan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN baru mencapai 62,5% hingga saat ini. Adapun, realisasi belanja modal baru mencapai 45,8%. "Belanja barang dan jasa masih sangat rendah, rendah termasuk Bansos," ujarnya.
Selain itu, Jokowi menigmbau Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memperhatikan dampak dari gejolak ekonomi terhadap angka kemiskinan. Kepala Negara menekankan agar penyaluran bansos harus dilakukan secara teliti.
"Kalau memang kurang, kita rapatkan lagi, kita meetingkan lagi seperti apa solusinya," kata Jokowi.