Jokowi Minta Anggota Polri Setop Gaya Hidup Mewah: Masanya Sudah Usai

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Menko Polhukam Mahfud MD (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebelum menyampaikan pengarahan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Penulis: Lavinda
15/10/2022, 11.42 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para petinggi di jajaran kepolisian untuk mengurangi gaya hidup mewah demi menghindari kecemburuan sosial ekonomi di kalangan masyarakat.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Pati Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).

"Hati-hati, sudah saya ingatkan pejabat utama perwira tinggi ngerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus, atau motor gede yang bagus. Masanya yang lalu-lalu sudah usai," tegas Jokowi dikutip dari video di akun resmi Youtube yang diunggah Sabtu (15/10).

Kepala Negara menjelaskan, perekonomian Indonesia sedang berada dalam kondisi yang sulit, dipicu ancaman resesi ekonomi global. Menurut Jokowi, hal itu terindikasi dari adanya 66 negara berada dalam posisi yang rentan, 345 juta orang di 82 negara sudah menderita kekurangan pangan akut.

"Kita semua tahu negara sedang sulit, dunia sulit, menahkodai negara menghadapi gelombang dan badai ekonomi global yang tidak gampang," ujar Jokowi.

Jokowi meminta seluruh aparat kepolisian memahami kondisi ekonomi dan sosial yang terjadi saat ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sehingga memiliki pengertian terkait krisis yang sama. 

"Semua Kapolda, Kapolres, Kapolri harus mengerti keadaan situasi seperti ini. Jadi punya sense of crisis yang sama, hati-hati! Jangan sampai dalam situasi yang sulit, ada letupan-letupan karena kecemburan sosial ekonomi," tegas Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi menyebabkan interaksi sosial berubah total menjadi lebih terbuka. Saat ini, tak hanya media konvensional seperti penyiaran televisi, media cetak, dan media online saja yang bisa mengabarkan berita tertentu, tetapi masyarakat juga bisa menyebarkan informasi apapun melalui akun pribadinya di media sosial.

untuk itu, aparat kepolisian perlu menjaga perilakunya dalam beraktivitas setiap saat. "Saya terlalu banyak mendapat laporan. Jadi saya ingatkan lagi soal gaya hidup, urusan kecil dan remeh temeh bisa mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap Polri."

Terkait kepercayaan masyarakat, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, poin kepercayaan masyarakat terhadap Polri sempat melonjak drastis, bahkan lebih tinggi dibanding instansi lain. Hal ini terjadi di tengah pandemi Covid-19, terutama saat Polri bekerja keras membantu proses distribusi vaksin Covid 19.

Namun, level kepercayaan masyarakat tiba-tiba merosot drastis sejak persoalan hukum Ferdy Sambo beredar beberapa waktu lalu.

"Polri telah bekerja keras saat Covid 19, hasilnya juga sangat signifikan. Begitu ada peristiwa FS, runyam semuanya, jatuh ke angka paling rendah," katanya. 

Pada Agustus 2022, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri anjlok di level 54%, dari sebelumnya mencapai 80,2%. Untuk itu, lanjut Jokowi, seluruh jajaran kepolisian harus bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat di tengah situasi ekonomi dan sosial yang juga tidak mendukung saat ini.