Usai Terima Rp151 M, LKBN Antara Bangun Kompleks Jurnalistik Modern

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
Dirut Perum LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat (kiri) memberi salam kepada Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket saat mengunjungi Kantor Berita Antara di gedung Wisma Antara, Jakarta, Rabu (30/3/2022).
Penulis: Ira Guslina Sufa
16/10/2022, 16.20 WIB

Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara mengumumkan akan membangun kompleks jurnalistik modern di kawasan bersejarah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Peletakan batu pertama direncanakan berlangsung pada 13 Desember 2022, bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-85 LKBN Antara. 

Direktur Utama Perum LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat mengatakan revitalisasi gedung bersejarah di Jalan Antara, Pasar Baru itu diharapkan bisa mencerminkan transformasi sebuah kantor berita abad 21. Apalagi, lokasinya berada dekat dengan sejumlah simbol sejarah dan budaya di Jakarta, seperti Masjid Istiqlal, Katedral Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta dan Kompleks Pos Bloc.

“Kami bercita-cita bahwa kompleks jurnalistik modern di Jalan Antara ini menjadi ikon jurnalisme dan pemicu revitalisasi kawasan historis Pasar Baru,” kata Meidyatama dalam keterangan tertulis, Minggu (16/10). 

 Sebelumnya, selain menempati gedung di Kawasan Pasar Baru, sebagian besar operasional berada di Wisma Antara yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Namun, gedung tersebut telah dijual oleh LKBN Antara bersama dengan PT Mastindo Mulia kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pada 19 September 2022 lalu. 

“Penjualan ini terjadi setelah mendapat persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang  dituangkan dalam persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dengan surat No. S-241/MBU/DHK/08/2022 tertanggal 2 Agustus 2022,” kata Meidyatama.

Sebelum dijual, Wisma Antara dikelola oleh PT ANPA Internasional dengan kepemilikan saham terdiri dari 20 persen milik Perum LKBN Antara dan 80 persen milik PT Mastindo Mulia. Adapun nilai transaksi penjualan Wisma Antara kepada BSI adalah Rp775 miliar. Dengan begitu LKBN Antara mengantongi dana Rp151 miliar dari penjualan Wisma Antara. 

Usai penjualan Wisma Antara, Meidyatama mengatakan keberadaan gedung baru di kawasan Pasar Baru diharapkan bisa menegaskan marwah pengabdian untuk Indonesia yang sudah ditunjukkan Antara sejak berdiri pada 1937. Pembangunan juga bisa menjadi penjaga semangat empat tokoh pendiri Antara yaitu Adam Malik, AM Sipahoetar, Soemanang, dan Pandoe Kartawigoena. 

Lebih jauh dia mengatakan, kompleks jurnalistik modern yang dibangun nantinya akan terdiri dari dua bagian. Pertama areal gedung bekas Aneta yang sudah tidak difungsikan selama 30 tahun. Lokasi kedua adalah areal gedung Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) yang selama ini difungsikan sebagai tempat untuk mewadahi pameran atau apresiasi seni dari komunitas foto-jurnalistik dan lainnya.

Menurut Meidyatama, bekas gedung Aneta akan direvitalisasi sebagai sebuah ruang redaksi konvergensi. Sedangkan gedung GFJA diproyeksikan tidak hanya menjadi museum dan galeri tetapi juga mewadahi diskusi dan dialog komunitas di berbagai isu.