Cepat Usung Anies, Nasdem Singgung Pengalaman Dukung Jokowi pada 2014

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pidato saat peresmian relawan IndonesiAnis di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Selasa (2/11/2022).
10/11/2022, 15.28 WIB

Partai Nasdem kembali menjelaskan alasan mereka cepat mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden. Wakil Ketua Umum (Waketum) partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan deklarasi secara cepat ini telah menjadi tradisi di dalam partai mereka. 

"Ini bukan hal baru bagi partai NasDem," kata ali dalam pidatonya, di rangkaian HUT partai NasDem di Jakarta Convention Center, Kamis (10/11).

Ahmad Ali lalu menyinggung pengalaman Nasdem saat mencalonkan Joko Widodo pada 2024 lalu. Mereka saat itu menjadi salah satu partai yang paling awal memberikan dukungan. 

Ahmad mengatakan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh saat itu bisa melihat potensi Jokowi, yang saat itu masih belum berkarir di tingkat nasional.  Buah dari keyakinan tersebut adalah Jokowi saat ini menjadi presiden yang dinilai berprestasi.

"Atas dasar pertimbangan yang matang, intuisi politik, dan naluri politik yang dimiliki oleh ketua umum kita," katanya.

Lebih jauh, ia mengatakan penetapan Anies sebagai capres oleh pihaknya berdasarkan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah prestasi Anies saat memimpin Jakarta.

"Ini bukan pertimbangan yang emosional, ini adalah pertimbangan yang sangat rasional berdasarkan rekam jejak yang dimiliki Anies Baswedan," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Ali menjelaskan mundurnya pendeklarasian koalisi antara pihaknya dengan partai Demokrat dan PKS bukan karena tidak tercapainya kesepakatan mengenai calon pendamping Anies. 

Mundurnya pengumuman deklarasi koalisi di antara tiga parpol tersebut karena adanya agenda lain di internal masing-masing pihak. Meski begitu, Ali mengatakan pihaknya menghargai mekanisme yang ada di setiap partai.

Sedangkan Anies optimistis Nasdem, Demokrat, dan PKS akan kompak jalan bersama dalam Pilpres 2024. Ia juga menargetkan kemenangan di posisi eksektif maupun legislatif.  "Apalah artinya kemenangan eksekutif bila legislatif tidak bisa mendukung," kata Anies dalam pidatonya di JCC, Kamis (10/11).

Reporter: Ade Rosman