Pemerintah Tak Terlalu Khawatir Jika KTT G20 Nanti Mengalami Kebuntuan

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat/wsj/22.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) yang juga sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan pers di Media Center KTT G20 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (12/11/20. Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa KTT G20 pada 15-16 November mendatang akan dihadiri 17 orang kepala negara anggota G20 dan akan melibatkan lebih dari 3.443 orang delegasi.
Penulis: Abdul Azis Said
12/11/2022, 20.31 WIB

Pemerintah menegaskan tak terlalu risau sekalipun pertemuan para kepala negara anggota G20 pada awal pekan depan di Bali gagal mencapai kesepakatan penuh yang tetuang dalam Leaders Declaration. Perang telah menimbulkan beda pendapat di dalam anggota grup, di mana pada dua pertemuan terakhir jalur keuangan gagal mencapai Komunike.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah memaklumi apabila pada KTT G20 nanti buntu karena situasi dunia memang tengah sulit. Menurutnya, situasi dunia tidak pernah serumit saat ini.

"Kalau pada akhirnya nanti tidak melahirkan leaders komunike, menurut saya ya sudah tidak apa-apa," kata Luhut dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (12/11).

Alih-alih hanya fokus pada tercapainya Leaders Declaration, Luhut mengaku sudah banyak langkah konkret yang dicapai G20. Salah satu kemajuan yang dicapai yakni dari sisi kesehatan.

G20 mencapai kemajuan di bisang kesehatan dengan menyepakati pembentukan dana perantara (FIF) sebagai persiapan merespons pandemi. Sejumlah negara hingga lembaga filantropi internasional telah menyampaikan komitmennya memberi dana hibah persiapan pandemi yang kini sudah terkumpul lebih dari US$ 1,4 miliar.

Meski demikian, Luhut juga menegaskan dokumen leaders declaration tetaplah penting. "Kita masih berharap beberapa waktu ke depan mungkin bisa tercapai. Tapi kalau tidak ada, ya itu keadaannya, paling tidak selama pertemuan ini kita bisa membuat suasana itu lebih baik," kata Luhut.

Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Dian Lestari sebelumnya mengatakan Presiden Joko Widodo akan membawa poin-poin hasil kesepakatan yang termuat dalam Chair Summery Jalur Keuangan.

Pertemuan tingkat menteri dan gubernur bank sentral G20 itu dua kali gagal mencapai komunike, sebagai gantinya, negara-negara mengeluarkan Chair Summery. Meski demikian, Dian menyebut dokumen tersebut merupakan Chair Summery yang powerful.

Dokumen ringkasan diskusi Jalur Keuangan itu memuat dua bagian. Bagian pertama, berisi poin-poin perdebatan terutama terkait perang. Bagian kedua yang berisi poin-poin kesepakatan, salah satunya soal isu arsitektur kesehatan global.

Dian mengatakan, bagian kedua dari Chair Summary ini nanti akan dituangkan ke dalam leaders declaration yang dibawa Presiden Joko Widodo di KTT G20 awal pekan depan. Leaders declaration itu nantinya akan digabung dengan hasil kesepakatan yang dicapai dari Jalur Sherpa.

"Tentu nanti akan ada penyesuaian-penyesuaian di Leaders Declaration karena itukan levelnya pemimpin G20, ada bahasa yang disesuaikan. Harapannya itu nanti tidak ada lagi perdebatan karena ini  sesuatu yang sudah dinegosiasikan dan disetujui para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral di Jalur Keuangan," kata Dian dalam media briefing di Bogor pekan lalu.

Reporter: Abdul Azis Said

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.