4 Negara Daftarkan Kebaya ke UNESCO, Indonesia Tak Termasuk

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/nz.
Sejumlah warga mengenakan kebaya saat kampanye Perempuan Berkebaya Indonesia di Alun-alun Pancasila, Salatiga, Jawa Tengah, Minggu (20/11/2022).
Penulis: Ira Guslina Sufa
25/11/2022, 13.52 WIB

Empat negara di kawasan ASEAN mendaftarkan kebaya untuk dimasukkan dalam daftar budaya warisan tak benda (intangible heritage) ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO. Empat negara itu adalah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand. 

“Ini akan menandai nominasi multinasional pertama Singapura dan menjadi nominasi multinasional pertama yang melibatkan empat negara,” tulis National Heritage Board (NHB) Singapura yang dikutip dari channelnewsasia.com Jumat (25/11). 

Menurut NHB, kebaya merupakan pakaian tradisional perempuan yang menjadi warisan budaya Melayu dan Kota Pelabuhan Singapura. Kebaya juga mencerminkan perpaduan unik budaya Asia Tenggara. Pengajuan Kebaya sebagai warisan budaya tak benda pertama kali digagas oleh Malaysia. 

“Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand sepakat untuk bekerja sama dalam nominasi multinasional ini karena kebaya mewakili dan merayakan sejarah bersama yang kaya di kawasan ini, mempromosikan pemahaman lintas budaya, dan terus hadir dan secara aktif diproduksi dan dikenakan oleh banyak komunitas di seluruh Asia Tenggara,” jelas NHB lagi. 

Rencana mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda oleh Singapura dan tiga negara ASEAN ini tak melibatkan Indonesia. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara yang juga menggunakan kebaya dalam keseharaian masyarakat. 

Upaya untuk mendorong kebaya masuk dalam warisan budaya tak benda juga telah dilakukan di Indonesia. Situs Tradisikebaya.id merupakan salah satu bentuk gerakan Kebaya Goes to UNESCO yang  mengumpulkan dukungan untuk mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.

Pada 2 Oktober 2022, ibu negara Iriana Jokowi juga menggelar kegiatan 'Berkebaya Bersama Ibu Negara.' Saat itu sebanyak 2.500 perempuan berkumpul mengenakan kebaya dengan jarit wiro Solo memecahkan rekor muri sebagai momen berkebaya terbanyak. Kegiatan itu sekaligus menjadi pernyataan dukungan Hari Kebaya Nasional dan Kebaya Goes To UNESCO.

Gerakan untuk menggolkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda UNESCO juga terlihat dari kegiatan rafting pakai kebaya yang berlangsung di Bali pada akhir Oktober lalu.  Tak hanya di dalam negeri dukungan juga digalang di luar negeri. 

Pada 7 Agustus 2022 digelar parade “Cantik Berkebaya” di pusat kota Washington DC, Amerika Serikat. Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Washington DC, Ayur Hani Rosan bersama 200 perempuan di wilayah Washington DC mengenakan kebaya di kawasan National Mall.  Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan masyarakat dan diaspora Indonesia atas upaya pendaftaran kebaya sebagai Warisan Tak Benda UNESCO.