Orang tua merupakan sosok yang telah banyak berjasa dalam kehidupan. Orang tua berperan besar dalam mendidik dan membimbing anak hingga dewasa nanntinya. Tentunnya peran mereka perlu mendapatkan apresiasi. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengekspresikan kasih sayang kepada orang tua. Salah satunya dalam bentuk puisi.
Puisi sendiri merupakan rangkaian kata atau diksi yang memiliki makna dan saling terhubung satu sama lain. Pada umumnya, puisi berbentuk tulisan singkat yang disusun dalam bentuk rima, matra, dan irama.
Dengan menulis puisi, Anda bisa mengekspresikan perasaan atau isi hati tentang bagimana perjuangan orang tua Anda selama ini. Tidak hanya itu, menulis puisi juga bisa menjadi cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan syukur atas jasa dan pengorbanan mereka.
Bila Anda belum pernah membuat puisi, Anda bisa mencari inspirasi dari berbagai sumber, seperti berikut ini.
Puisi Tentang Perjuangan Orang Tua
Berikut ini lima contoh puisi yang bisa Anda jadikan inspirasi untuk menulis puisi dengan tema serupa.
1. Ibu
Karya :Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…..
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…..
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….
Ibu….
Aku sayang padamu…..
Tuhanku….
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya….
2. Ayah
Pengorbananmu sangatlah abadi
Bekerja dengan senang hati dan penuh cinta
Tak pernah berkecil hati dan meminta balas jasa
Pagi, siang, malam
Engkau selalu tersenyum tanpa henti
Tak peduli akan seperti apa hari hari
Engkau selalu mencari nafkah untuk keluarga
Ayah...
Kasih sayang yang selalu engkau berikan kepada anakmu
Yang mungkin selalu mendurhakaimu ini
Namun engkau tak peduli
Melainkan engkau selalu menasihatiku
Agar menjadi anak yang berbakti
3. Sehelai Daun Cinta
Karya Panji Bhuana
Sehelai daun cinta
Kau suguhkan di atas takhta keluarga
Tanpa keluh jua nestapa
Tetap tegar menentang badai prahara
Kasih sayangmu tiada batasnya
Walaupun ujian mencambuk jiwa
Kau tetap lelaki gagah perkasa
Di atas derita kau simpan sendiri selaksa luka
Dari pematang sawah hingga pematang hati
Sehelai daun cinta tulus ikhlas kau beri
Disaat langit basah sawah dialiri
Tumbuh tunas cinta merunduk pasti
Dari tanah hampa kering kerontang
Kau tetap perkasa gigih berjuang
Memeras keringat dalam mentari garang
Kau lumat waktu untuk seisi rumah tenang
Selaksa mimpi yang terhempas di pematang sawah
Tak pernah membuat jejak hatimu goyah
Mengayuh biduk di tengah selaksa resah
Yakinmu tengadah atas hidayah
Wajah lemah dan letih kalian sangat terasa
Namun kalian begitu terampil menyembunyikannya
Bocah mungil yang kalian lindungi dan kau sayangi
Sejatinya tau perjuangan kalian
4. Perjuangan Orang Tua
Karya Moch Taufiq Zulmanarif
Debu, panas dan bising kendaraan yang bersahut-sahutan
Kadang buatku tak nyaman
Usaha tak kenal lelah, tuk samarkan gangguan
Demi sang anak tercinta yang sedang tumbuh dan berkembang
Terima kasih pada kalian yang selalu ada
Dariku yang hanya sekepal tangan hingga dewasa kini
Tak tahu berapa banyak pengorbanan yang bisa kubalas untuk kalian
Bahkan bila diberi dunia seisinya pun masih kurang tuk bisa seperti yang kalian beri
5. Sosok Perjuangan Orang Tua
Karya Deni Aprilia
Langit mendung
Redup dan gelap
Tubuh rentanya masih terlihat kokoh
Langkah nya tak pernah goyah, tak pernah lelah. Peluh yang mengalir disibak perlahan
Ayah...
Aku tau kau lelah
Tubuhmu sudah semakin renta.
Tapi kau belum mau menyerah, perjuanganmu membuat semua orang menitikkan air mata keringatmu.
Hembusan nafasmu,goresan luka di tubuhmu semua sempurna kau rasakan.
Namun senyummu terlihat begitu teguh seolah berkata"ayah baik-baik saja"
aku ingin berhenti saja.
Aku tak tega melihatnya terus tersiksa menahan pedihnya luka dunia.
Tapi kau tak ijinkan aku tak kau biarkan niatku goyah untuk menimba ilmu.
Ibu...
Sosokmu terlihat lemah dan mudah menyerah.
Tangan halus mu seolah tak menjanjikan apa-apa.
Aku tau perjuanganmu sebenarnya juga tak mudah.
Banyak ladang yang ikut kau cangkul bersama ayah.
Tanganmu mungkin tak sekokoh tangan ayah.
Namun dibalik dua tanganmu ada doa yang kau panjatkan untukku.
Dibalik amarah mu ada banyak pinta yang kau raungkan pada tuhan.
Aku tau kau juga lelah.
Aku tau semua sungguh tak mudah.
Perjuanganmu ayah ibu seakan selalu ku ingat sampai akhir hayat.