Kementerian Kesehatan atau Kemenkes menargetkan separuh dari total rumah sakit umum daerah atau RSUD di tingkat kabupaten/kota, dapat menangani pasien jantung koroner. Penanganan yang dimaksud adalah memasang cincin pada pembuluh darah di dekat jantung untuk menghindari gagal jantung.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, target tersebut penting lantaran serangan jantung merupakan penyakit nomor dua dengan jumlah kematian terbanyak di Indonesia. Selain itu, penanganan penyakit jantung menjadi penyakit dengan biaya terbanyak yang ditangani Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan.
"Saya memang sangat berkeinginan di akhir masa jabatan saya, 34 provinsi sudah bisa melakukan bedah jantung terbuka dan setengah dari 514 kabupaten/kota sudah bisa melakukan intervensi kateterisasi," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/12).
Strategi yang digunakan Budi dalam mencapai target tersebut adalah mengucurkan dana senilai Rp 17,92 triliun pada 2022-2024 untuk melengkapi alat kesehatan, sarana, dan prasarana di RSUD. Hingga 2024, total rumah sakit yang akan mendapatkan dana tersebut mencapai 327 unit.
Pada 2023, total dana yang akan dikucurkan mencapai Rp 7,12 triliun untuk melengkapi 151 RSUD di dalam negeri. Secara rinci, rumah sakit yang akan menerima dana tersebut adalah 146 rumah sakit madya, 4 rumah sakit utama, dan 1 rumah sakit paripurna.
Rumah sakit madya adalah RSUD tingkat kabupaten/kota, rumah sakit utama adalah RSUD tingkat provinsi, dan rumah sakit paripurna adalah rumah sakit rujukan nasional.
Selain melengkapi infrastruktur, pemerintah akan memenuhi kebutuhan dokter spesialis ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah pada pada tahun ini yang mencapai 1.282 orang. Oleh karena itu, Kemenkes telah menaikkan produksi dokter spesialis penyakit jantung dari 180 orang per tahun menjadi 601 orang per tahun.
Di samping itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan akan meningkatkan pemerataan distribusi dokter spesialis jantung di dalam negeri. Oleh karena itu, Dante menugaskan Rumah Sakit Umum Pusat Jantung Harapan Kita.
Sebagai informasi, RSUP Jantung Harapan kita adalah rumah sakit paripurna khusus penyakit jantung. Menurutnya, RSUP Jantung Harapan Kita akan menstimulasi RSUD di penjuru negeri untuk membentuk Tim Penyakit Jantung.
Stimulan yang dimaksud adalah transfer teknologi dan transfer ilmu pengetahuan di 34 provinsi. "Hari ini kita sudah saksikan kerja nyata Rumah Sakit Harapan Kita memberikan transfer ilmu dan transfer tindakan medis untuk pembedahan jantung terbuka di Nusa Tenggara Barat," ujar Dante.
Dante mengatakan keberadaan pelayanan penyakit jantung koroner di RSUD dapat menurunkan biaya kesehatan masyarakat di daerah karena tidak harus dirujuk ke luar daerah. Pasalnya, biaya operasi jantung koroner, dalam hal ini pemasangan satu cincin di pembuluh darah mencapai Rp 60 juta - Rp 80 juta.