Kondisi cuaca di sejumlah wilayah Indonesia buruk sejak beberapa hari yang lalu. Meski demikian, petani tak khawatir kondisi ini mengganggu panen padi mereka.
Ketua Umum Perkumpulan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras atau Perpadi, Sutarto Alimoeso mengatakan kondisi ini tidak terlalu mengkhawatirkan. Ini karena tak banyak sawah yang tergenang.
Selain itu, beberapa daerah di Jawa Tengah kemungkinan akan panen raya lebih cepat yakni awal April 2023. Adapun panen pertama kemungkinan akan terjadi pada Februari.
"Bahkan ada daerah-daerah yang Januari sudah panen, jadi kondisi musim hujan ini tidak mengganggu tanaman padi ya," ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (2/1).
Soetarto berharap, cuaca buruk yang disertai dengan musim hujan tidak terjadi terus menerus agar tidak berpotensi banjir. Ia juga meminta masyarakat dan pemerintah lebih memperhatikan kondisi El Nino (kondisi kekeringan) yang diprediksi akan terjadi pada Juni 2023.
Dia mengatakan terdapat beberapa daerah Indonesia yang berpotensi akan sangat terdampak akibat kondisi El Nino tersebut Beberapa di antaranya adalah Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
Perpadi juga telah menggelar rapat dengan Kementerian Pertanian membahas permasalahan El Nino. Dari hasil rapat, satu-satunya cara agar petani tidak terdampak kekeringan adalah panen dan tanam kembali harus dilakukan bulan depan.
"Sehingga bulan Juli sudah panen. Bahkan sebelum El Nino datang, sudah panen kedua. Ini yang harus dicermati biar tidak lagi terjadi impor beras," tegasnya.
Mantan Direktur Utama Perum Bulog ini juga meminta pemerintah memanfaatkan peta potensi banjir dan kekeringan yang sudah dibuat oleh Perpadi. Peta tersebut bisa diintegrasikan situasi ramalan iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar bisa mengantisipasi cuaca buruk.
"Potensi banjir sebenarnya sudah ada, kalau itu dimanfaatkan tidak akan terjadi kekhawatiran untuk petani," ujar Sutarto.
Presiden Joko Widodo sejak bulan lalu meminta menteri menghitung dengan benar ketersediaan beras di dalam negeri. Menurutnya, perhitungan yang dilakukan harus sesuai dengan kondisi riil lapangan.
Jokowi mengingatkan agar perhitungan ketersediaan beras di gudang tidak keliru. Ia mengatakan, kekeliruan data dapat meningkatkan harga beras di dalam negeri.
"Jangan sampai kita tidak menyiapkan cadangan dan pada satu titik cadangan kita habis. Kondisi tersebut dilihat pedagang dan akhirnya harga beras naik," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (6/12).