Cawapres Jadi Kunci
Jika situasi semakin rumit, maka sosok cawapres akan menjadi kunci lainnya. Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga, Menteri BUMN Erick Thohir, Agus Harimurti, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masih menjadi lima teratas sebagai cawapres terkuat.
Dari hasil penjaringan opini terbaru yang dilakukan Charta Politika, Ridwan mendapatkan elektabilitas terbesar sebagai calon RI-2 dengan 21,4%. Sedangkan, Sandiaga berada di urutan kedua dengan elektabilitas 17,6%, Agus berada di posisi ketiga dengan 10,3%, Erick dengan keterpilihan 8,4%, dan Khofifah yang dipilih 6,1% responden.
Sedangkan Arif memprediksi Anies akan menunjuk calon yang berlatar belakang nasionalis untuk mengimbangi basis massa religius yang telah dimilikinya. “Tapi bisa juga dari tokoh moderat, misalnya Khofifah saya kira menjadi pilihan menarik,” katanya.
Sebaliknya, ia memperkirakan Ganjar akan mencari calon yang memiliki akar kuat di pemilih Islam atau non Jawa. Arif mengatakan nama Khofifah dan Ridwan Kamil bisa menjadi pilihan.
“Ini peluang lain karena pada 2014 dan 2019 Joko Widodo kalah di Jawa Barat, PDIP juga kedodoran di sana. Ini keuntungan untuk posisi tawar (Ganjar),” katanya.
Adapun, Prabowo diperkirakan masih mendapatkan tantangan untuk menentukan warna politiknya. Ini karena secara posisi, sang Menteri Pertahanan berada di kabinet, tapi memiliki basis pemilih konservatif.
Prabowo akan mendapatkan peluang besar jika polarisasi mengarah pada Anies dan Ganjar. Ia bisa memposisikan dirinya sebagai jalan tengah. “Faktor Cak Imin juga bisa memberikan keuntungan,” katanya.
Sedangkan nama Sandiaga dan Erick juga bisa memberikan keuntungan lain selain faktor elektabilitas. Ini karena keduanya bisa menyiapkan biaya politik yang tidak kecil.
Adapun, nama Puan Maharani bisa saja muncul jika pilihan nama yang ada buntu. “Atau jika Mega emosional,” kata Arif.
Usaha untuk menggandeng nama potensial juga mulai dilakukan. Airlangga Hartarto memberikan kode bahwa Ridwan Kamil sudah bergabung dengan Kosgoro 1957, salah satu organisasi pendiri Golkar.
Adapun, Sandiaga memilih untuk berbicara dulu dengan Prabowo dan Gerindra terkait semua kemungkinan pada 2024 nanti. “Seandainya dipercaya, tentu kami harus siap,” katanya pada 20 Desember lalu.