Bank Indonesia melaporkan modal asing masih terus masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Total sepanjang pekan ini asing memborong Surat Utang Negara hingga Rp 5,4 triliun. Membanjirnya minat asing seiring dengan penguatan rupiah yang terjadi pekan ini sebesar 0.6%.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya merincikan, sebanyak Rp 4,96 triliun modal asing masuk ke pasar keuangan Indonesia pada 30 januari-2 februari 2023. Aliran dana yang masuk terdiri atas beli neto Rp 5,42 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 460 miliar di pasar saham.
"Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai 2 Februari 2023, nonresident beli neto Rp 50,15 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 5,68 triliun di pasar saham," ujar Erwin, Jumat (3/2).
Menurut Erwin saat ini persepsi risiko investasi mengalami penurunan yang terlihat dari premi credit default swap (CDS) Indonesia yang turun untuk lima tahun ke 75,81 bps per 2 Februari 2023 dari 80,90 bps per 27 Januari 2023. Sedangkan imbal hasil alias yield SBN benchmark 10 tahun Indonesia turun ke 6,55% pada perdagangan pagi ini. Penurunan terjadi di tengah yield US Treasury 10 tahun yang juga turun ke level 3,39%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah parkir di level Rp 14.894 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini. Rupiah terkoreksi tipis enam poin dibandingkan penutupan kemarin, tetapi masih menguat 0,6% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
Rupiah sebetulnya bergerak tidak signifikan pada awal pekan ini yang relatif datar di level Rp 15.900. Namun pertemuan tiga bank sentral, Amerika Serikat, Eropa dan Inggris memicu pergerakan signifikan di akhir pekan.
The Fed mengumumkan kenaikan bunga 25 bps pada konferensi pers Kamis dini hari lalu, sesuai ekspektasi pasar. The Fed juga memberi sinyal dovish dengan menyebut proses disinflasi kemungkinan sudah dimulai sekalipun bank sentral terbesar dunia itu juga enggan buru-buru mendeklarasikan kemenangan melawan inflasi setelah data menunjukkan inflasi terus turun.
Keputusan The Fed itu kemudian membantu rupiah menguat tajam pada perdagangan hari Kamis (2/2) dengan ditutup ke level Rp 14.888 per dolar AS, setelah beberapa hari sebelumnya nyaris kembali ke kisaran Rp 15.000 per dolar AS. Namun, penguatan tak lama. Rupiah kembali dibuka melemah tipis pagi ini kembali ke level Rp 15.900 setelah dua bank sentral, Eropa (ECB) dan Inggris (BoE), memberi sinyal lebih dovish.
ECB menaikan bunga 50 bps semalam dan secara tegas menyebut kenaikan dengan besaran yang sama pada bulan depan. Ia menyebut risiko saat ini lebih seimbang, serta akan mengevaluasi lebih lanjut kebijakan moneternya. Hal ini memberikan sinyal dovish sekalipun masih ada kenaikan setengah persen lagi bulan depan.
BoE juga menaikan bunga 50 bps semalam, tetapi memberi sinyal dovish dengan mengatakan inflais mungkin telha emncpaai puncaknya dan membatalkan janjinya untuk terus menaikan bunga agresif.