Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah mulai terjadi di sejumlah daerah. Di Riau, sekitar 131,44 hektare lahan terbakar pada periode 1 Januari-28 Maret 2023.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan salah satu daerah yang mengalami kebakaran terparah yakni di Kabupaten Bengkalis. Setidaknya 25 hektare lahan di kawasan tersebut terbakar selama tiga hari sejak 19 Maret 2023. Api tersebut akhirnya berhasil dipadamkan.
"Riau kini kondusif, sudah nihil karhutla,” katanya, Jumat (31/3) seperti dilansir dari Antara.
Edy menuturkan, daerah yang paling luas lahan terbakar berada di Kabupaten Bengkalis seluas 79,87 hektare. Kemudian di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) seluas 5,5 hektare, Kota Dumai seluas 19.27 hektare, Kabupaten Kepulauan Meranti 2,5 hektare, dan Kabupaten Siak seluas 9.95 hektare.
Sedangkan karhutla di Kota Pekanbaru terjadi seluas 7,2 hektare, Kabupaten Indragiri Hulu seluas 0,65 hektare dan Kabupaten Indragiri Hilir seluas 5,5 hektare.
"Ada tiga daerah yang masih nihil atau tidak terjadi karhutla yakni di Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kabupaten Pelalawan," katanya.
Sebelumnya, studi terbaru organisasi nirlaba Pantau Gambut menyebutkan sekitar 16,4 juta hektare area gambut di Indonesia rentan terbakar di 2023. Peneliti dan Analis Data Pantau Gambut, Almi Ramadhi mengatakan sekitar 3,8 juta hektare di antaranya bahkan masuk kategori kerentanan tinggi (high risk), sedangkan 12,6 juta lainnya masuk kategori medium.
Almi menyebutkan jika melihat dari proporsi area Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) yang rentan terbakar, Provinsi Papua Selatan menjadi provinsi dengan KHG rentan terbanyak. Ini misalnya, 97% dari total 1.421 hektare area KHG Sungai Ifuleki Bian–Sungai Dalik berada pada tingkat kerentanan tinggi.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan ada enam provinsi yang menjadi daerah rentan ditemukan titik hotspot. Enam provinsi tersebut yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Selatan dan.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan provinsi lain pun apabila nanti ada kebakaran hutan dan lahan nanti kita juga melaksanakan aksi," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (25/1).
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan BMKG memprediksi potensi karhutla di 2023 cukup tinggi karena iklim diprediksi akan lebih kering di tahun ini. "Dari prediksi BMKG terdapat potensi El Nino setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina. Sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan potensi karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019," ujarnya.