SMRC: 33% Pemilih Ingin Capres yang Ubah Kebijakan Jokowi

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.
Bakal Calon Presiden yang diusung Partai Demokrat Anies Baswedan (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) memberikan paparan saat akan menghadiri dialog gagasan Partai Demokrat di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Penulis: Ade Rosman
Editor: Yuliawati
9/5/2023, 16.21 WIB

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan mayoritas responden menginginkan calon presiden yang dapat melanjutkan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Direktur riset SMRC Deni Irvani memaparkan, terdapat 57 persen responden yang ingin calon presiden mengusung narasi melanjutkan program pemerintahan. Sedangkan sebanyak 33 persen menginginkan capres yang mengubah kebijakan Jokowi. Survei ini diadakan pada 2-5 Mei 2023.

SMRC mengajukan pertanyaan yang sama kepada para responden, yakni apakah sosok capres yang diinginkan itu melanjutkan atau mengubah program Jokowi.

“Sudah menanyakan pertanyaan in dua kali, 2 hingga 5 Mei 2023, dan sebelumnya 25-28 April 2023, kami menanyakan pertanyaan yang sama dan hasilnya konsisten,” kata Deni dalam paparannya, dalam siaran langsung di YouTube SMRC TV, Selasa (9/5).

Adapun dari hasil survei 25-28 April diketahui sebanyak 59 persen responden pemilih kritis ingin sosok capres yang bisa melanjutkan program Jokowi, sedangkan 33 persen responden ingin capres mengubah program dan 8 persen responden lainnya tidak menjawab atau tidak tahu.

SMRC merincikan program kebijakan tersebut ke dalam tiga nama bakal calon presiden teratas menjelang pilpres 2024, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Responden menilai, Ganjar sebagai sosok teratas yang akan melanjutkan kinerja Jokowi dengan perolehan 58 persen suara, diikuti oleh Prabowo yang mendapatkan 36 persen, lalu Anies dengan 27 persen.

Kemudian, SMRC menanyakan pada responden capres mana yang dinilai akan mengubah program Jokowi saat ini. Anies mendapat suara tertinggi dengan 47 persen, lalu Prabowo di posisi kedua dengan 39 persen, dan Ganjar 22 persen.

“Mereka yang mempersepsikan bahwa capres itu akan mengubah kebijakan dari Jokowi paling banyak dialakmatkan pada Anies Baswedan,” kata Deni.

Dalam temuannya, Deni menyoroti posisi Prabowo yang mendapatkan hasil di tengah, namun, kata Deni, cenderung dengan perolehan yang didapatkan Anies.

“Ternyata, sebagian menilai Prabowo yang akan mengubah. Posisinya (presentase) juga tidak telalu dekat dengan Ganjar, beda selisihnya jauh. Lebih dekat dengan Anies,” katanya.

Adapun survei tersebut melibatkan 925 responden dengan menggunakan metode random digit dialing (RDD). Responden diwawancarai melalui telepon oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error dalam kisaran +/-3,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Reporter: Ade Rosman