PT Roatex Indonesia Toll System atau PT RITS akan menggarap proyek sistem bayar tol tanpa henti atau Multi Lane Free Flow (MLFF). Biaya yang mereka keluarkan mencapai US$ 300 juta atau setara Rp 4,4 triliun.
Direktur Utama PT RITS Attila Keszeg juga menjelaskan bagaimana mereka mendapatkan untung dari proyek tersebut. Keuntungan Roatex didapatkan dari retribusi tarif pengguna tol yang nantinya melintasi MLFF. Adapun, masa konsesi PT RITS adalah selama 9 tahun.
Nantinya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menarik uang dari pengguna layanan MLFF. Dengan begitu, PT RITS akan mendapatkan pencairan setiap bulannya.
"Kami tidak menarik uang, tapi pemerintah Indonesia yang melakukannya. Maka kami akan dapat reimbursement setiap bulan,” ujar Attila saat ditemui di Kantor Roatex, Jakarta, Rabu (5/7).
Dia mengatakan, pemerintah tak akan terbebani dalam skema investasi pembangunan proyek MLFF ini. Pasalnya, risiko pembiayaannya ada pada Roatex, bukan pemerintah Indonesia.
Attila menyebutkan, hingga saat ini sekitar 30% modal sudah direalisasikan untuk pengembangan piranti lunak, pengembangan data, pemasangan gantry MLFF di dua titik lokasi, pembangunan ruang kontrol, hingga operasional perusahaan.
Selain itu perusahaan juga mengeluarkan investasi Rp 24 miliar untuk 40 mobil Mobile Control Unit atau MCU beserta peralatannya. Ini karena setiap pengadaan satu MCU memerlukan biaya US$ 40 ribu atau Rp 601 juta.
Kehadiran MLFF melalui PT RITS sebagai Foreign Direct Investment (FDI) hasil kerjasama bilateral antara Indonesia dan Hungaria, diharapkan dapat merevolusi perjalanan menggunakan jalan tol menjadi lebih lancar dan efisien dan mendukung Indonesia memasuki era Toll Roads Technology 4.0.
Cara Bayar Tol Tanpa Henti
Kasubbid Operasi dan Pemeliharaan I Bidang OP. Set. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Galuh Permana Wahyu menjelaskan, penerapan MLFF menggunakan aplikasi bernama Cantas. Setiap transaksi dilakukan melalui aplikasi di ponsel dan dibaca dengan satelit.
GPS atau Global Positioning System menentukan posisi yang dibaca oleh satelit dan menyesuaikan melalui sistem terpusat. Ketika pengemudi meninggalkan jalan tol, maka proses pencocokan peta selesai. Kemudian, sistem menghitung tarif yang dibayarkan.
Dengan metode tersebut, sistem MLFF diklaim dapat menghemat waktu tempuh karena pengemudi tidak harus berhenti di pintu tol. Selain itu, sistem ini bisa menghindari kemacetan di jalan tol. Sedangkan metode pembayaran yang dapat digunakan beragam, seperti OVO, DANA, GoPay, LinkAja, debit dan kredit.
Dana pengemudi di saldo otomatis terpotong ketika meninggalkan jalan tol. Sebab ada alat untuk merekam pergerakan pengemudi dan mencatat pelat nomor kendaraan. Sekitar 50% gardu di setiap gerbang tol masih dapat menggunakan kartu tol elektronik selama masa transisi.