Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai dukungan Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2024 mengarah kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Sikap politik Jokowi belum sepenuhnya kepada Ganjar Pranowo karena apa pun pada saat yang bersamaan pendukung Prabowo Subianto dan Gerindra mengklaim pilihan politik Jokowi pada 2024 mengarah kepada Prabowo," kata Adi, seperti dikutip dari Antara, Minggu (9/7).
Selain itu, Adi menilai, kedekatan Jokowi dan Prabowo dalam beberapa waktu belakangan ini juga turut mengerek elektabilitas Prabowo. "Itu yang menjelaskan kenapa elektabilitas Prabowo Subianto relatif naik sekarang begitu ketat dengan Ganjar Pranowo," ujarnya.
Adi menyebut, elektabilitas Prabowo Subianto yang meningkat belakangan ini merupakan berkah politik dari kemesraan dan kedekatan Menteri Pertahanan tersebut dengan Jokowi.
Apabila situasi ini terus terjadi hingga Februari 2024, Adi menilai akan ada pengaruh negatif terhadap Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan. "Yang dirugikan tentu Ganjar Pranowo tentu PDIP, karena dianggap Jokowi itu tidak sepenuhnya ke PDIP dan Ganjar Pranowo," ucapnya.
Survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO) pada 5 hingga 13 Juni 2023 menyebut Prabowo Subianto menduduki peringkat pertama dalam simulasi tiga nama capres dengan raihan elektabilitas mencapai 37,2%
Anies Baswedan menyusul di urutan kedua dengan meraih dukungan mencapai 31,5% dan diikuti Ganjar Pranowo yang meraup suara 26,8%.
Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menuturkan saat ini sedang menggodok nama-nama bakal calon wakil presiden yang bakal mendampingi Ganjar Pranowo.
Sejumlah nama yang potensial masuk radar PDIP seperti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, hingga Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hasto meminta publik menunggu karena Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri masih menunggu momen yang tepat untuk memilih pasangan Ganjar.
"Masih digodok, dilakukan pendalaman, tetapi pasti akan diambil keputusan. Jadi, Juli, Agustus adalah bulan penggodokan, pematangan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto.
Dia menjelaskan momen yang tepat menjadi poin krusial dalam mengumumkan nama bakal cawapres, karena itu dapat membantu meningkatkan elektabilitas pasangan bacapres-bacawapres yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Menurut jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.