Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan Ghufron Mukti optimistis badan yang ia pimpin masih berjalan sesuai target yang diinginkan pemerintah. Menurut Ghufron pada 2022 jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan mencapai 248.771.083 jiwa.
Capaian kepesertaan BPJS Kesehatan pada 2022 tersebut melebihi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Adapun target RPJM 2022 berada di angka 87% atau setara 228 juta jiwa. Sedangkan pada 2021 kepesertaan baru di angka 235 juta.
Menurut Ghufron capaian yang diraih BPJS Kesehatan merupakan buah dari komitmen BPJS menghadirkan pelayanan yang semakin baik dan mudah dijangkau oleh peserta. Ia menyebut konsep gotong royong yang digunakan membuat layanan kesehatan menjadi lebih baik.
“Bahkan, negara Malaysia saat ini mau mengikuti konsep jaminan kesehatan di Indonesia. Ini salah satu prestasi yang membanggakan bagi Indonesia,” kata Ghufron seperti dikutip Minggu, (23/7).
Lebih jauh Ghufron mengatakan saat ini BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.730 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Sedangkan untuk Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan sudah ada 2.963 FKRTL yang bekerja sama.
Penggunaan layanan antrian online juga telah digunakan oleh 21.335 FKTP dan sebanyak 2.779 FKRTL. Selanjutnya untuk fasilitas kesehatan rujukan sudah ada 2.631 display tindakan operasi dan 2.558 display tempat tidur untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada peserta.
“Saat ini, BPJS Kesehatan sudah on the right track, kemampuan membayarnya sudah baik dengan willingness to pay juga semakin baik,” ujar Ghufron lagi.
Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan kepesertaan BPJS Kesehatan menurut Ghufron adalah komitmen pemerintah daerah untuk memenuhi minimal 95% dari seluruh penduduk di lebih dari 440 kabupaten/kota di Indonesia. Hal ini menurut Ghufron merupakan wujud nyata menyediakan akses kesehatan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di sisi lain BPJS Kesehatan juga memiliki kontrol yang ketat dengan adanya aktuaris yang menghitung dengan seksama. Keberadaan aktuaris membantu mengantisipasi perubahan dan menanggapi peningkatan klaim dengan berbagai terobosan.
Saat ini kata Ghufron BPJS Kesehatan mengembangkan otomatisasi dan aktivasi untuk mendeteksi kasus penipuan (fraud) dalam klaim.Selain itu BPJS juga memberikan fokus pada efisiensi operasional.