GoTo Gojek Tokopedia rencananya pekan ini akan meluncurkan aplikasi GoPay secara khusus, terpisah dari aplikasi Gojek. Hal ini dilakukan perusahaan untuk menjangkau lebih banyak pengguna.
Namun siapa yang menduga bahwa awalnya, sekitar tujuh tahun silam, alat pembayaran elektronik ini lahir bukan hasil pemikiran dari kalangan internal perusahaan.
Berbeda dengan produk lain yang diciptakan berdasarkan riset dan kajian bisnis secara mendalam, ide GoPay justru muncul dari kritikan para pengguna aplikasi Gojek.
Berita mengenai cikal bakal lahirnya GoPay menjadi artikel yang memiliki minat baca tinggi atau Top Stories pada akhir pekan ini. Selain artikel tersebut, simak juga artikel mengenai potensi harga pangan melonjak imbas sikap Rusia, serta revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta.
Berikut Top Stories Katadata.co.id:
1. Aplikasi GoPay Siap Dirilis: Lahir dari Protes Pelanggan 7 Tahun Lalu
GoTo tak lama lagi akan merilis aplikasi khusus GoPay. Sekitar tujuh tahun silam, ada cerita menarik dari kelahiran dompet digital tersebut. Alat bayar elektronik ini ternyata “ditemukan” secara tidak sengaja.
Jadi, berbeda dengan produk lain yang diciptakan berdasarkan riset dan kajian bisnis yang mendalam, ide GoPay justru muncul dari kritikan para pengguna aplikasi Gojek.
Budi Gandasoebrata, Head of Regulatory and Public Affairs GoTo Financial, membagikan kisah ini dalam acara Indonesia Data Economic Conference (IDE) 2023 yang digelar Katadata di Jakarta, Kamis (20/7). Di forum ini, dia juga memaparkan perjalanan transformasi GoPay, dari ide awal hingga muncul rencana menjadi aplikasi tersendiri, lebih dari sekadar alat pembayaran.
“Dulu, untuk bayar abang Gojek, kita masih pakai cara tunai. Masalahnya, abang Gojek jarang yang menyiapkan pecahan kecil untuk uang kembalian. Ini sangat merepotkan pengguna dan mitra driver. Kita mendapatkan banyak sekali keluhan,” kenang Budi.
Tak hanya mengkritik, sejumlah pelanggan memberikan saran agar Gojek menyiapkan sistem pembayaran yang mudah tapi tertanam dalam aplikasi Gojek. Maksudnya, pelanggan bisa melakukan pembayaran secara nontunai dan tidak perlu keluar dari aplikasi.
“Dari sinilah ide GoPay muncul dan kami bergerak cepat untuk menjawab kebutuhan tersebut,” kata dia.
Simak penjelasan lengkap Budi Gandasoebrata mengenai aplikasi GoPay.
2. Rusia Keluar dari Perjanjian Laut Hitam, Harga Pangan Asia Bisa Naik
Rusia keluar dari kesepakatan pangan Laut Hitam. Hal ini dinilai bisa berpengaruh ke harga pangan di Asia. Sebab, Di bawah kesepakatan Laut Hitam, Asia menerima 46% pengiriman biji-bijian dan bahan makanan lainnya. Sementara Eropa Barat menerima 40% dan Afrika 12%.
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB, Cina mengambil 7,7 juta ton atau hampir seperempat dari total. Impor Tiongkok termasuk 5,6 juta ton jagung, 1,8 juta ton tepung biji bunga matahari, 370 ribu ton minyak bunga matahari, dan 340 ribu ton jelai.
“Sebanyak 30% impor jagung Cina berasal dari Ukraina. Ini digunakan untuk makanan, minyak goreng, dan pakan ternak,” kata Kepala Biro Asia-Pasifik di Pusat Strategi Studi Global XXI di Kyiv, Oksana Lesniak, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (22/7).
Hal senada disampaikan oleh peneliti di Pusat Penelitian Pangan dan Penggunaan Lahan di Sekolah Ekonomi Kyiv, Pavlo Martyshev. “Berakhirnya kesepakatan biji-bijian akan berdampak pada ketahanan pangan di Asia karena kenaikan harga biji-bijian dan minyak sayur, serta minyak nabati. Ini bisa mendorong inflasi pangan di wilayah tersebut,” katanya.
Simak analisa lengkap mengenai potensi harga pangan asia naik setelah Rusia keluar dari Perjanjian Laut Hitam.
3. Grab Akuisisi Raksasa Operator Taksi di Singapura
Grab Holdings Limited mengakuisisi 100% saham Trans-cab Holdings Ltd pada Jumat (21/7). Trans-cab merupakan operator taksi terbesar ketiga di Singapura.
Trans-cab tersedia sejak 2003. Trans-cab memiliki armada gabungan taksi dan kendaraan sewa pribadi atau PHV lebih dari 2.500, dan jumlahnya bertambah berdasarkan pendapatan bersih untuk bisnis Grab. Sementara akuisisi oleh Grab tersebut mencakup bisnis taksi dan penyewaan mobil Trans-cab, bengkel pemeliharaan, dan pengoperasian pompa bahan bakar.
General Manager Trans-cab, Jasmine Tan, menyampaikan perilaku konsumen berubah. Perusahaan menyadari untuk beberapa waktu perlu mendigitalkan bisnis dan memastikan pengemudi taksi dapat terus berkompetisi.
Simak penjelasan lengkap Grab mengenai akuisisi raksasa operator taksi di Singapura.
4. India Bernegosiasi dengan Negara ASEAN untuk Perdagangan Listrik EBT
India sedang dalam pembicaraan dengan beberapa negara anggota ASEAN untuk perdagangan lintas batas listrik energi terbarukan. Ini untuk membangun keterkaitan jaringan baik di bawah laut maupun di darat.
Langkah ini akan membantu memperluas penjualan listrik lintas batas oleh India. Saat ini, terdapat interkoneksi lintas batas dengan Nepal, Bangladesh, Bhutan, dan Myanmar, dan ini memfasilitasi transfer daya total sekitar 4.423 mega watt (MW).
India juga mempertimbangkan kekuatan perdagangan dengan negara-negara Asia Barat, termasuk Uni Emirat Arab. Mengutip Financial Express, saat ini India dalam diskusi lanjutan dengan Singapura untuk menandatangani kesepakatan untuk meletakkan interkoneksi langsung di bawah laut untuk perdagangan energi terbarukan.
Pejabat di Kementerian Energi India juga mengadakan diskusi terpisah dan bersama dengan negara-negara anggota ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, Indonesia dan Thailand, pada pertemuan Menteri Energi Bersih G20 yang berlangsung di Goa.
Ketahui lebih banyak mengenai negosiasi India dengan negara ASEAN untuk perdagangan listrik EBT.
5. Angkasa Pura Revitalisasi Bandara Soetta, Terminal 2 Diperluas
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, meninjau proyek revitalisasi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada Sabtu (22/7). Revitalisasi Bandara Soetta dilakukan untuk meningkatkan kapasitas serta produktivitas pergerakan penumpang dan pesawat.
Budi mengatakan, sejumlah proyek yang dilakukan di Bandara Soetta meliputi sisi darat (land side) dan sisi udara (air side). “Revitalisasi terminal dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas penumpang dari 65 juta per tahun menjadi 110 juta per tahun. Terminal 2F yang untuk internasional akan diperbesar menjadi 70 ribu meter persegi,” ujar Budi.
Budi mengatakan, revitalisasi dilakukan untuk mengakomodir permintaan penerbangan dari dan ke Jakarta melalui Bandara Soetta yang semakin meningkat. Revitalisasi ditargetkan selesai enam bulan.
Simak daftar lengkap revitalisasi di Bandara Soetta.