Ormas Pendiri Golkar Jagokan Luhut Gantikan Airlangga Lewat Munaslub

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto (kedua kiri) memimpin rapat pleno DPP Partai Golkar di Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Penulis: Ade Rosman
25/7/2023, 17.53 WIB

Tokoh senior Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri atau Soksi, Lawrence TP Siburian mendorong tetap dilaksanakannya musyawarah nasional luar biasa atau Munaslub. Ia mengatakan dalam forum Munaslub akan mendukung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Lawrence mengatakan munculnya nama Luhut merupakan pengerucutan dari beberapa nama. Sebelumnya ia menyebut Soksi memunculkan sejumlah nama yang cocok menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar. 

Adapun nama-nama calon ketua umum yang sebelumnya masuk dalam list SOKSI selain Luhut adalah Agus Gumiwang, Bahlil Lahadalia, dan Bambang Soesatyo. Namun, dengan mempertimbangkan sisa waktu tujuh bulan menuju tahapan pemilihan legislatif serta pendaftaran paslon capres-cawapres, maka kandidat difokuskan pada Luhut.

"Kami melihat dalam situasi yang sangat sempit ya, maka kami memprioritaskan maka kami memberi prioritas pada Pak Luhut," kata Lawrence saat dihubungi, Selasa (25/7).

Lawrence mengatakan, dorongan Munaslub berdasar pada kinerja Airlangga yang dinilai tak memiliki kemampuan untuk memimpin partai. Ia mengungkapkan, pembahasan mengenai Munaslub telah didiskusikan sejak Juni-Juli 2022. Namun, diundur menjadi satu tahun sebagai bentuk memberi kesempatan pada Airlangga.

"Kami ini, senior-senior, dari organisasi pendiri itu mempertimbangkan dan memberi kesempatan pada Pak Airlangga satu tahun," kata dia.

Munaslub Golkar Tak Berkaitan dengan Pemeriksaan Airlangga

Di sisi lain, Lawrence mengatakan dorongan Munaslub yang kembali dibunyikan tak ada kaitannya dengan Airlangga yang diperiksa oleh Kejaksaan Agung. Ia menyebut munaslub murni didasarkan pada kekhawatiran terhadap masa depan partai. 

"Sama sekali kami enggak tahu bahwa dia ada kasus. Dan kami tidak melihat itu, kami tidak mempertimbangkan itu untuk melakukan Munaslub," kata  Lawrence. 

Ia pun mengatakan memberi ruang pada Kejaksaan Agung untuk melakukan penyelidikan terkait perkara di kementerian yang dipimpin Airlangga. Namun, terkait Munaslub ia bersikukuh untuk tetap diselenggarakan.

"Jadi, kami kasih kesempatan untuk Kejaksaan Agung mengevaluasi, mendalami, tetapi munaslub itu sudah menjadi keputusan kami harus dilaksanakan," katanya. 

Sebelumnya Luhut Binsar Panjaitan telah merespons keinginan sejumlah kader Golkar agar partai melaksanakan munaslub. Politikus senior Partai Golkar itu mengatakan masih akan melihat situasi yang berkembang. Lagipula menurut Luhut dirinya tidak terlalu menaruh perhatian pada kondisi di internal partai.  

“Lihat saja, saya tidak terlalu ngurusin itu kok,” ujar Luhut saat ditanya wartawan soal dinamika munaslub Golkar, di Menara Danareksa Jakarta, Senin (24/7).  

Soal respons atas munculnya wacana munaslub di internal Golkar sebelumnya juga telah dijelaskan Luhut dalam talkshow Rosi yang tayang di Kompas TV. Ia mengakui ada beberapa kader yang menemuinya dan berkeluh kesah tentang situasi di internal Golkar.  

Luhut yang baru pulang dari lawatan ke Afrika itu kemudian mengatakan bahwa ia juga telah berkomunikasi dengan Airlangga. Ia pun mengatakan pada Airlangga tentang keluh kesah sejumlah kader.  

Kepada Rosi Luhut mengaku khawatir dengan kondisi Golkar. Ia tak mau Golkar yang memiliki jumlah kursi nomor dua di DPR menjadi partai yang tidak jelas menghadapi pemilu dan pilpres. Meski begitu, Luhut tidak menjelaskan dengan pasti mengenai sikapnya apakah akan menggantikan posisi Airlangga atau tidak. 

 “Enggaklah, untuk apa kepentingan saya di situ,” ujar Luhut.

Dorongan untuk menggelar Munaslub tidak hanya datang dari SOKSI. Dua ormas pendiri Partai Golkar, yakni Kosgoro 1957, dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) juga menyuarakan hal serupa. 

Reporter: Ade Rosman