Asumsi RAPBN 2024: Harga Minyak US$ 80, Lifting Turun ke 625.000 BPOD

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/Spt.
Presiden Joko Widodo (kiri) menghadiri pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2023).
16/8/2023, 15.43 WIB

Presiden Jokowi menetapkan asumsi harga minyak Indonesia atau Indonesia crude price  atau ICP dan target lifting migas dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara alias RAPBN 2024.

Asumsi harga ICP pada RAPBN 2024 berada di angka US$ 80 per barel, lebih rendah dari tahun lalu yang berada di level US$ 90 per barel. Begitu juga dengan asumsi lifting atau minyak terangkut yang berada di 625.000 barel per hari (bopd). Angka tersebut susut 5,3% dari asumsi RAPBN tahun sebelumnya sebesar 660.000 bopd.

RAPBN 2024 juga mengatur asumsi salur gas sebesar 1,03 juta barel setara minyak per hari (mboepd), lebih rendah 2% dari asumsi RAPBN tahun sebelumnya yang berada di 1,05 mboepd.

“ICP diperkirakan berada pada US$ 80 per barel. Di sisi lain, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 625.000 barel per hari dan 1,03 juta barel setara minyak per hari,” kata Jokowi saat menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian RUU tentang nota keuangan dan RAPBN 2024 pada Selasa (16/8).

Asumsi ICP RAPBN 2024 lebih rendah dibandingkan asumsi harga minyak Indonesia pada APBN 2023 yang hanya US$ 90 per barel. Perkiraan ini sejalan dengan penyusutan lonjakan harga minyak tahun ini di mana harga minyak acuan dunia, Brent, saat ini berada di level US$ 85 per barel.

Sedangkan minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 81,11 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Indonesia pada Juli 2023 berada pada level US$ 75,06 per barel, jauh lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 106,73 per barel.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu