Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Yudo Margono memohon maaf atas pernyataannya kepada warga di Pulau Rempang, Kepulauan Riau. Ia menjelaskan pemilihan diksi 'piting' merupakan perumpamaan agar prajurit tak menggunakan senjata meredam kericuhan.
Pernyataan Yudo soal piting tersebut disampaikan saat memberikan arahan prajurit TNI di Cilangkap, Jakarta. Saat itu, ia menjawab pertanyaan Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNI Mochamad Hasan yang meminta bantuan alat penanggulangan huru-hara.
"Karena bahasa saya itu orang ndeso, biasa mungkin dulu waktu kecil kan sering piting-pitingan dengan teman saya," kata Yudo di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/9) dikutip dari Antara.
Yudo mengatakan konteks pernyataannya itu disampaikan menyikapi penanganan unjuk rasa yang tak perlu selalu menggunakan senjata. Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu mengatakan TNI tidak mengerahkan pasukan ke Rempang.
"Kalau pengertian masyarakat lain-lain, ya, pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Yudo.
Adapun pengerahan prajurit TNI dalam jumlah besar akan dilakukan jika ada permintaan dari Polri. Saat ini, pasukan yang membantu adalah anggota kodim dan korem.
"Bahkan, awal sebelum terjadinya itu, saya sudah kirim Danpuspom TNI ke sini (Batam) agar jangan sampai TNI terlibat," katanya.
Di kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pendekatan masalah di Rempang kurang pas sejak awal. Menurutnya, masalah pembebasan lahan seharusnya tak bermasalah jika identifikasi dilakukan dengan lengkap.