Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan, angkat bicara tentang bakal calon presiden atau capres dalam Pemilihan Umum 2024. Menurut Luhut, calon presiden seanjutnya perlu menyadari pentingnya keberlanjutan dari program yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

Luhut menjelaskan, dirinya sebelumnya membutuhkan waktu lima tahun untuk memahami persoalan dalam negeri mulai dari masalah hilirisasi, minyak goreng, beras, hingga e- katalog. Menurut dia, Presiden Jokowi sudah meletakkan fondasi yang bagus untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.

"Saya sudah sampaikan secara terbuka kepada Pak Prabowo dan Pak Ganjar, ngapain coba-coba lagi? Pak Jokowi sudah meletakkan fondasi yang bagus," ujarnya dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy Forum (SAFE) 2023, di Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (27/9).

 Luhut mengatakan, dua capres tersebut sudah cukup dewasa sehingga membuat masyarakat tidak terbelah saat Pemilu. Dia berharap siapapun yang menang bisa mengikuti langkah Jokowi untuk mempersatukannya dalam kabinet.

"Jangan semua berkelahi jadi presiden. Saya pikir kita punya kandidat yang bagus. Pak Ganjar baik, Pak Prabowo juga bagus," ujarnya.

Kenapa Luhut Tidak Bahas Anies?

Dalam kesempatan itu, Luhut tidak membahas satu lagi bakal capres yaitu Anies Baswedan. Menurut Luhut, hal itu karena Anies belum pernah menemuinya untuk meminta pandangan terkait isu pemerintahan.

"Kalau enggak datang ke saya, ya enggak saya sampaikan pandangan saya," katanya.

Luhut mengatakan, dirinya pernah berbicara dengan dua capres yaitu Ganjar dan Prabowo. Namun dia mengaku lebih intens berbicara dengan Prabowo karena sama-sama duduk dalam kabinet Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Luhut juga menyampaikan jika capres sebaiknya memilih menteri yang berusia muda. Menurut dia, pembantu presiden yang muda dapat langsung menangani tantangan pemerintahan dengna masa pembelajaran yang singkat.

Survei Capres Terbaru

Litbang Kompas menyurvei elektabilitas bakal calon presiden (capres) dari kelompok pemilih perempuan. Sikap pemilih perempuan dalam menentukan capres terbagi menjadi dua, yakni kelompok yang sudah memastikan pilihannya (loyal voters) dan kelompok yang belum pasti atau masih bisa mengubah pilihannya (swing voters).

 Di kalangan perempuan yang sudah memastikan pilihannya, Ganjar Pranowo meraih elektabilitas tertinggi yaitu sebesar 36,6%.

Kemudian Prabowo Subianto menyusul dengan elektabilitas dari swing voters sebesar 30,5% dan Anies Baswedan 23,2%. Adapun 9,7% responden yang tidak menjawab.

"Pendukung-pendukung militan ini sangat loyal dengan pilihan capresnya, tidak peduli siapa cawapresnya dan partai apa saja yang mengusungnya," tulis tim Litbang Kompas dalam laporannya.

Reporter: Andi M. Arief

SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.