Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan Bendungan Ameroro masih berjalan lancar dan ditargetkan rampung akhir tahun ini. Hal tersebut disampaikan saat Basuki menanggapi isu robohnya Bendungan Ameroro yang mencuat pada bulan lalu.
Basuki menekankan bahwa bendungan berkapasitas 98,81 juta m3 tersebut tidak roboh. Ia menjelaskan, reruntuhan yang ada di sekitar Bendungan Ameroro merupakan bekas galian struktur sebelumnya.
"Pada akhir November 2023, Bendungan Ameroro akan diisi air, supaya pada Desember 2023 bisa diresmikan," kata Basuki dalam keterangan resmi, Senin (23/10).
Basuki mengatakan, tujuan utama konstruksi Bendungan Ameroro adalah memperlancar pasokan air irigasi di kawasan Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Bendungan tersebut dirancang untuk dapat mengairi lahan pertanian seluas 3,363 hektare.
Ia pun menginstruksikan pembangunan Bendungan Ameroro akan diikuti konstruksi jaringan irigasi. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ujarnya.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR Agus Safari menjelaskan, reruntuhan di sekitar Bendungan Ameroro merupakan hasil galian struktur spillway. Spillway dalam bendungan berfungsi untuk mengatur tinggi permukaan air
Agus mengatakan, timbunan tanah hasil konstruksi spillway tersebut digunakan sebagai timbunan untuk akses jalan berat. Hal tersebut berguna untuk melindungi permukaan beton yang telah dibangun dan sebagai dudukan alat berat.
Ia mencatat, perkembangan konstruksi Bendungan Ameroro telah mencapai 87,15% saat ini. Infrastruktur yang menelan biaya senilai Rp 1,6 triliun tersebut mulai dibangun sejak Desember 2020.
“Bendungan Ameroro diproyeksikan melayani air baku di Kabupaten Konawe sebesar 511 liter per detik, dan mereduksi banjir hingga 443,34 m3 per detik,” kata Agus.
Di samping itu, Bendungan Ameroro dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 1,3 MW. Selain itu, Agus menilai Bendungan Ameroro juga menjadi salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Konawe karena keindahannya.
Pembangunan Bendungan Ameroro dilaksanakan dalam 2 paket pekerjaan. Paket I oleh dilaksanakan dengan skema kerja sama operasi antara PT Wijaya Karya Tbk, PT Sumber Cahaya Agung, dan PT Basuki Rahmanta Putra. Sementara itu, Paket II dikerjakan oleh kerja sama operasi antara PT Hutama Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk.