Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun menurut Puan pertemuan itu tidak dalam kapasitas dia sebagai Ketua DPR dengan Presiden RI melainkan sesama kader partai dengan logo banteng moncong putih.
Hal itu disampaikan Puan di Kompleks Parlemen Senayan usai bertemu dengan Jokowi di Istana Negara pada Senin (20/11). Dalam pertemuan hari ini mereka lebih banyak membahas mengenai isu kenegaraan dalam kapasitas sebagai pejabat publik.
"Kalau bicara dengan presiden secara informal kami bicara segala hal yang terkait dengan isu aktual dan isu-isu yang kemudian mungkin hanya bisa dibicarakan secara informal," kata Puan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/11).
Puan mengatakan saat ini sebagai Ketua DPR ia memang secara berkala bertemu dengan Jokowi. Namun pertemuan itu lebih membahas isu aktual dengan kepala negara. Di luar urusan itu, ia mengatakan tidak tertutup kemungkinan bertemu untuk membahas isu politik dan kekinian.
"Tentu saja itu pembicaraannya bisa antara ketua DPR dengan Presiden, namun bisa juga sebagai bukan posisi Presiden dan Ketua DPR. Namun, keluarga atau orang yang sudah sama-sama mengenal," kata Puan.
Lebih jauh, Puan mengatakan saat ini masih merencanakan pertemuan dengan Jokowi. Mengingat posisi keduanya sehingga perlu mencocokan jadwal. Pada kesempatan yang sama, Puan pun menegaskan hingga hari ini Jokowi masih merupakan Presiden yang diusung oleh PDIP.
"Pak Jokowi merupakan presiden dari PDIP yang kemarin kami usung dan kami dukung. Jadi posisi sampai hari ini masih seperti itu," katanya.
Adapun, pertemuan Puan dengan Jokowi hari ini baru pertama kali dilakukan usai memanasnya tensi politik jelang pilpres. Pertemuan itu dilakukan dalam rangka Courtesy Call anggota parlemen MIKTA dengan Presiden Jokowi sebelum pembukaan MIKTA Speakers’ Consultation yang ke-9.
Saat ini, Jokowi dan PDIP dirumorkan merenggang usai putranya yang juga merupakan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka maju menjadi calon wakil presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendampingi Prabowo Subianto.
KIM sendiri terdiri dari Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional, Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Solidaritas Indonesia, Gelora, dan Garuda. Majunya Gibran sebagai cawapres Prabowo berbeda dengan keputusan PDIP yang mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.