Lalat-lalat beterbangan menyambut datangnya tim Anies Baswedan di sebidang ladang kol di Pangalengan, Jawa Barat pada Rabu (29/11). Hari itu hari kedua musim kampanye di pemilihan presiden 2024. Anies bersama petani dan kader Partai Keadilan Sejahtera yang turut hadir, mendaki lahan miring yang baru saja dipanen.
Makin jauh Anies mendaki makin banyak lalat berterbangan. Apalagi bila ada salah satu rombongan yang menginjak bonggol kol yang masih tertanam. Tapi bagi petani, hadirnya lalat adalah pertanda baik.
“Mohon maaf sebelumnya, Pak Anies, lalatnya banyak karena mau masuk musim penghujan,” kata Haji Dadang, pemilik ladang kol, “Enggak apa-apa kalau (bonggol kol) diinjak, biar lahan makin gembur.”
Kunjungan ke petani kol adalah satu dari tiga agenda kampanye Anies Baswedan di Jawa Barat. Di kampanye hari kedua itu, ia mengunjungi petani kol dan pabrik pengolahan susu di Pangalengan kemudian ditutup dengan pertemuan kader PKS dan Partai Nasional Demokrat di Bandung.
Dari tiga agenda tersebut, ada satu garis merah yang bisa ditarik: rumusan strategi khusus Tim AMIN di Jawa Barat. Setiap kali Anies berkampanye di satu titik, seperti biasa, ia akan menanyakan audiens terkait kesejahteraan.
Pertanyaan harga di pasar, kesulitan mencari pekerjaan, dan apakah masyarakat ingin keadaan tetap sama, tak pernah luput dari kampanye. Jawaban pun senada, masyarakat dan para kader meneriakkan ingin perubahan. Di Jawa Barat, ada satu pertanyaan baru.
“Sudah siap, semuanya? Siap bersilaturahmi dengan 40 tetangga di depan rumah, di samping kiri, samping kanan, dan belakang?” kata Anies Baswedan di Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan.
Pertanyaan ini tidak berkaitan dengan agenda perubahan yang diusung AMIN dan masih belum banyak digunakan dalam kampanye. Kendati demikian, kader dan relawan yang hadir dengan atribut partai Nasdem dan PKS itu menjawab dengan riuh, “Siap!”
Katadata kemudian bertanya pada Ketua TPD AMIN Jawa Barat, Haru Suandharu terkait pertanyaan ini. Haru mengonfirmasi bahwa memang hal tersebut adalah strategi khusus tim AMIN di Jawa Barat.
“Itu adalah salah satu strategi dengan semua partai koalisi, elit partai, kader partai, relawan, dan anggota dewan. Saya optimistis strategi ini efektif dan caranya khas,” kata Haru.
Strategi terbaru 40 rumah ini akan Haru pakai untuk mencapai target 80% suara Jawa Barat dukung AMIN. Ia yakin, Anies–Muhaimin bisa menang di Jawa Barat berbekal pengalamannya di pemilihan presiden.
“Kami berpengalaman dua kali pilpres dan di Jawa Barat, tim kita dapatnya 60%. Sayangnya, presidennya belum pernah dilantik. Makanya saya bilang ke Pak Anies, kalau mau dilantik maka harus 80% di Jawa Barat,” ujar Haru yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Perwakilan Wilayah PKS Jawa Barat, usai konsolidasi relawan di Bandung, Rabu (29/11).
Bila ditelisik lebih lanjut, frasa 40 tetangga itu menjadi jargon Anies yang bersumber dari Hadits. Mengutip buku Antologi PAI karya Suhardi, tetangga adalah 40 rumah dari setiap penjuru, dari barat, timur, utara, dan selatan.
Berbekal semangat 40 tetangga 40 rumah itu, Haru yakin Anies akan mendulang suara besar di pilpres. Meski Anies hanya menargetkan 70% suara dari Jawa Barat, Haru mengatakan bukan tidak mungkin pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar meraih 80% suara di Jawa Barat.
Pada pemilu 2024 Jawa Barat memang menjadi lumbung suara nasional. Dengan total 35,7 juta pemilih pada pemilu 2024, Jawa Barat menjadi provinsi dengan Daftar Pemilih Tetap terpadat. Di bawahnya ada Jawa Timur dengan 31,4 juta, dan Jawa Tengah 28,28 juta.
Sebelumnya pada pemilu 2019 pasangan Prabowo Subianto yang saat itu didukung PKS meriah 16 juta suara menang dari kubu lawan yang mendukung Joko Widodo dengan 10 juta suara. Haru berkeyakinan dengan strategi yang dibawa Anies, tim pemenangan bisa merebut suara pemilih Prabowo untuk memilih Anies.
Melansir Open Data Jabar, kepadatan penduduk di Jawa Barat hampir setara dengan Jakarta per 2022. Kabupaten terpadat di Jawa Barat adalah Kabupaten Cirebon dengan 2.239 jiwa per kilometer persegi, diikuti Kabupaten Bandung dengan kepadatan 2.130 jiwa per kilometer persegi. Bila dibandingkan, Jakarta Pusat punya kepadatan 23.249 jiwa per kilometer persegi dan Jawa Barat 20.717 jiwa per kilometer persegi.
Dengan kerapatan itu, Haru percaya strategi 40 tetangga yang digaungkan Anies akan efektif mengerek suara pemilih. Menurut dia komunikasi antar warga lebih efektif untuk saling mengajak tetangga di sekitarnya.
"Jadi tolong silaturahmi ke 40 tetangga yang di depan rumah kalian, di samping kiri, samping kanan, belakang,” ujar Haru.