Cara Prabowo – Gibran Atasi Pengangguran di Kalangan Muda

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/Spt.
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) memberikan orasi politik saat menghadiri kegiatan doa bersama 2000 kiai se-Banten di Aula Mulyadi Jayabaya, Jalan Rangkasbitung-Pandeglang, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (3/12/2023).
Penulis: Desy Setyowati
8/12/2023, 09.25 WIB

PrabowoGibran menyiapkan strategi untuk mengatasi pengangguran di kalangan muda, yang disebut Asta Cita 3.

Cara Prabowo – Gibran mengatasi pengangguran yakni:

1. Meningkatkan lapangan pekerjaan berkualitas yang disesuaikan dengan karakteristik

2. Membangun sekolah unggul terintegrasi dengan dunia usaha di setiap kabupaten dan kota

“Kabupaten dan kota itu merupakan kunci, karena punya potensi ekonomi di masing-masing daerah," kata Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda alias Fanta Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi dalam keterangan pers, Jumat (8/12).

“Kalau tidak begini, akan terjadi pemusatan tenaga kerja di daerah-daerah padat, sedangkan daerah yang ditinggalkan tak terurus ekonominya,” Dedek menambahkan.

3. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi

“Inti strateginya yakni mengawinkan industri, ketenagakerjaan, dan pendidikan. Sebab ketiganya selama ini bergerak masing-masing. Kami akan menggerakkan ketiga sektor ini ke arah yang sama,” kata dia.

Ia menyampaikan, Prabowo - Gibran menyoroti sejumlah data terkait pengangguran. Data Survei Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas pada Agustus misalnya, menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia 7,86 juta dari total angkatan kerja 147,71 juta orang.

Tingkat Pengangguran Terbuka alias TPT per Agustus 5,32% atau turun dibandingkan periode sama tahun lalu 5,86%.

Data International Labour Organization (ILO) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, sebagian besar orang Indonesia bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pelatihan.

Selain itu, sebagian besar anak muda membutuhkan lebih dari setahun untuk mendapatkan pekerjaan pertama.

"BPS bilang penyumbang terbesar pengangguran itu yakni lulusan SMK. Setelah didalami, kami melihat bahwa di sini ada ketidakcocokan cetakan dunia pendidikan Indonesia dengan kebutuhan industri potensi ekonomi," ujar Dedek.



Reporter: Antara