Cawapres Mahfud Terapkan Strategi Ini untuk Kerek Suara Pemilih NU

ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nym
Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD (tengah) menyampaikan pidato saat dialog kebangsaan di Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/12/2023). Pada kegiatan tersebut Mahfud MD juga berziarah ke makam Syeikh Muhammad Muhajirin Amsar dan silaturahim dengan warga sekitar.
Penulis: Syahrizal Sidik
9/12/2023, 11.49 WIB

Pasangan cawapres Ganjar Pranowo, Mahfud MD gencar keliling pesantren guna mengerek suara dari kalangan pemilih Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, berdasarkan hasil riset teranyar dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), pasangan Ganjar Mahfud masih tertinggal dari Prabowo-Gibran.

Mengutip hasil survei itu, tingkat keterpilihan pasangan Ganjar - Mahfud berada di angka 36,5%, lebih rendah dibanding Prabowo Gibran yang sebesar 44,6%. Sedangkan, pasangan Anies-Muhaimin sebesar 15% dan sekitar 3,9% pemilih NU belum menjawab. 

Meski keterpilhan pemilih NU lebih kecil, pasangan ini unggul dari pemilih kalangan Muhammadiyah dengan potensi keterpilihan sebesar 52,6% dibanding Prabowo-Gibran 19,4%, dan Anies-Muhaimin 21,1% sebagaimana terangkum dalam databoks berikut:

Menurut Mahfud, pemilih warga Muhammadiyah relatif lebih rasional dari kelas menengah ke atas. Pilihannya itu biasanya sudah final, berdasar pada pertimbangan sendiri. Sedangkan, bagi Nahldiyin biasanya akan mengikuti arahan guru atau para kyai. 

"Oleh sebab itu untuk kalangan nahdliyin, saya tidak banyak membuat acara-acara yang masif tapi kita silaturohim dengan kyai-kyainya saja,” tutur Mahfud, dalam perbincangannya dengan Mahyu Wuryadi alias Om Why pada program Gultik Katadata, dikutip Sabtu (9/12).

Mahfud menilai, strategi yang digalakannya belakangan ini adalah dengan berkeliling ke kyai-kyai kampung seraya menyerukan agar memilih pasangan capres maupun cawapres yang sesuai dengan hati nurani dan sesuai dengan ajaran agama. 

Beberapa daerah yang disambanginya yakni di pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Aceh. Strategi ini dinilainya juga cukup efektif untuk mendulang suara. 

"Memilih itu berdasarkan hatimu nari itu ajaran agama. Tetapi, kalau orang memilih karena diintimidasi lalu dibayar dan diteror gitu ya itu kan sebenarnya menurut Alquran, [Surat Al-A’Raf:179] ya itu kan seperti iblis, seperti binatang ternak,” ujarnya. 

Dalam setiap kesempatannya mengungjungi  pesantren, Mahfud juga bilang Pemilu ini juga merupakan tanggung jawab agama, bukan hanya tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia.

"Agama kita juga mengajarkan menjaga negara itu memelihara negara itu wajib hukumnya. Sehingga ikut pemilu dengan benar itu juga wajib,” kata Menkopolhukam ini.