Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami tren peningkatan terutama di 21 provinsi dalam kurun beberapa pekan terakhir. Dominasi Covid-19 merupakan jenis sub-varian EG.5 yang merupakan turunan dari varian Omicron.
Namun, ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo menyatakan kehadiran virus Covid-19 subvarian Omicron EG.5 di Indonesia tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh masyarakat.
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, karena subvarian ini memiliki tingkat keparahan yang rendah,” kata Windhu saat dihubungi di Jakarta, Jumat (15/12).
Ia menyatakan gejala yang muncul pada kasus Omicron EG.5 itu semakin ringan, bahkan sebagian besar tanpa gejala.
"Meski ada peningkatan kasus, tapi tidak ada tekanan berlebihan pada fasilitas layanan kesehatan di rumah sakit. Ketersediaan ruang isolasi masih di bawah 60 persen, belum mencapai angka kritis seperti pada kasus sebelumnya," katanya.
Ia menjelaskan saat ini fasilitas kesehatan, khususnya ruang inap untuk pasien Covid-19, kembali digunakan untuk pasien biasa atau umum.
"Saat ini, kita melihat bahwa rumah sakit telah mengembalikan ruang inap untuk pasien biasa. Omicron EG.5 memang hanya subvarian, namun transmisibilitasnya lebih tinggi daripada varian sebelumnya," kata Windhu.
Menurut dia, vaksinasi dan edukasi kepada masyarakat tentang virus tersebut masih penting.
Ia mengatakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mematuhi protokol kesehatan harus menjadi budaya yang diterapkan secara konsisten oleh masyarakat.
“Vaksinasi dan penerapan PHBS harus terus ditingkatkan, tapi pembatasan perjalanan tidak lagi diperlukan,” katanya.
Menurut dia, pemerintah juga harus terus melakukan monitoring rumah sakit untuk mempersiapkan mitigasi lebih lanjut.
Meskipun situasi terkini menunjukkan peningkatan kasus Covid-19, kata dia, langkah-langkah tersebut dapat mengurangi dampak dan memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai.
Rasio Positif Covid-19 Jakarta 40%, RI Masuk Gelombang Penularan Baru?
Penularan terutama terjadi di Provinsi DKI Jakarta yang melaporkan angka rasio positif mencapai 40%.
Ahli wabah dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan kondisi ini menandakan Indonesia mulai memasuki fase akut dari gelombang terbaru Covid-19.
"Kemungkinan jika positivity rate di atas 50% maka kunjungan ke rumah sakit akan lebih banyak. Ini tanda kewaspadaan," kata Dicky kepada Katadata.co.id, Kamis (14/12).
Dicky berharap program vaksinasi kembali digalakkan. Selain itu, pemerintah diminta mengingatkan masyarakat mengenai isolasi dan karantina agar virus tak menulari mereka yang rentan.
"Terutama kepada lansia dan komorbid," katanya.
Meski demikian, ia juga meminta masyarakat tak panik dengan kemunculan varian baru Covid-19. Ini karena imunitas masyarakat telah terbentuk dari gelombang-gelombang sebelumnya.
"Sebagian besar gejalanya juga sedang dan ringan," kata Dicky.