Mahfud: Orang yang Memilih Pemimpin Karena Disuap Itu Seperti Binatang
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengarahkan agar masyarakat jangan mau dipaksa untuk memilih pemimpin dengan cara disuap. Menurut Mahfud, jika memilih tak sesuai hati nurani maka sama dengan binatang.
Hal itu disampaikan Mahfud saat mengisi orasi kebangsaan di Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, Senin (18/12), dikutip dari keterangan resminya.
"Menurut ajaran agama, orang yang memilih karena disuap, tidak sesuai dengan hati nurani, itu seperti binatang. Nuraninya tidak hidup." kata Mahfud.
Menurut Menko Polhukam tersebut, salah satu upaya membela bangsa adalah dengan cara merawat demokrasi, yang bisa diimplementasikan melalui pelaksanaan Pemilu yang sehat. Mahfud mengatakan Pemilu menjadi mekanisme mengelola beragam pandangan dan aliran politik.
"Negara demokrasi kalau tidak ada Pemilu, maka tidak bisa disebut negara demokrasi. Konstitusi itu membatasi wilayah kekuasaan dan waktu, rutin mengevaluasi kepemimpinan secara," katanya.
Dalam orasinya itu, Mahfud berpesan agar mengedepankan kepentingan negara di atas golongan dalam Pemilu 2024. "Ini ajakan untuk memilih pemimpin bersama. Bukan mengeliminasi musuh. Bersatu setelah bertarung, siapapun terpilih, itu pemimpin kita," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Mahfud juga menyinggung mengenai perbedaan politik identitas dan identitas politik. Menurutnya, politik identitas cara berpolitik yang mengutamakan kelompok primordial untuk menganggap pihak lain sebagai lawan atau musuh.
"Yang tidak diperbolehkan itu ialah orang Minangkabau memilih orang Minangkabau dengan tujuan menghabisi etnis lain apabila calon yang diusungnya terpilih," katanya.