Tiga calon presiden (capres) yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Prabowo akan kembali menjalani debat capres di Istora Senayan Jakarta pada Ahad (7/1). Debat yang berlangung selama 150 menit itu membahas isu seputar pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.
Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran belanja fungsi pertahanan atau belanja militer sebesar Rp139,1 triliun. Nilainya berkurang sekitar Rp 5,6 triliun atau turun 3,9% dibanding outlook realisasi anggaran 2023.
Meski ada penurunan, anggaran pertahanan pada penghujung era Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih tergolong tinggi dibanding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Terdapat perbedaan anggaran yang cukup signifikan selama dua periode pemerintahan Jokowi dengan dua periode pemerintahan SBY.
Selama periode pertama pemerintahan SBY (2005-2009), belanja militer atau anggaran pertahanan nasional hanya berkisar Rp 9 triliun-Rp30 triliun per tahun. Kemudian pada periode kedua SBY sejak 2010 sampai dengan 2014, anggarannya mulai naik ke kisaran Rp 17 triliun-Rp 87 triliun per tahun.
Nilainya pun meningkat lagi setelah Presiden Jokowi menjabat. Pada periode pertama Jokowi dalam kurun waktu 2015 hingga 2019, belanja militer atau anggaran pertahanan nasional mencapai rentang Rp98 triliun - Rp117 triliun per tahun. Sementara periode kedua Jokowi pada 2020-2024 angkanya naik ke kisaran Rp 125 triliun-Rp 150 triliun per tahun.