Bank Indonesia memperkirakan penjualan ritel pada Februari dan Mei 2024 akan menurun. Berdasarkan survei penjualan eceran yang dilakukan BI, Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada Februari 2024 turun menjadi 115,1 dari 139,1 pada periode sebelumnya, sedangkan penjualan pada Mei 2024 akan turun menjadi 132,7 dari 146,7 pada periode sebelumnya.
“Respondens memperkirakan penurunan indeks ekpektasi penjualan pada Mei sejalan dengan telah berlalunya periode HBKN Idul Fitri,” demikian dikutip dari survei penjualan eceran pada Rabu (10/1).
BI pun memperkirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2024 akan menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2024 diperkirakan turun 129,3 dan 132,4 atau lebih rendah dari IEH bulan sebelumnya masing-masing 133,1 dan 137,8.
Ekspektasi penjualan eceran menurun setelah terjadinya peningkatan kinerja penjualan pada Desember. Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember tercatat sebesar 217,9 atau secara tahunan tumbuh 0,1. Hal ini didorong oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor serta makanan, minuman, dan tembakau.
Penjualan eceran juga diperkirakan meningkat 4,8% secara bulanan. Kinerja seluruh kelompok diperkirakan meningkat, terutama pada Kelompok peralatan informasi dan komunikasi, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sejalan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, serta strategi potongan harga dari retailer.
Penjualan ritel pada November juga tercatat tumbuh kuat sebesar 207,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 2,1%. Kinerja penjualan eceran yang tetap kuat, terutama didorong oleh subkelompok sandang dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor yang tumbuh meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.