Polemik Data Deforestasi dengan Menteri LHK, Mahfud: Beda Cara Baca

ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda/sgd/aww.
Menko Polhukam Mahfud MD (tengah) didampingi Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kiri) menjawab pertanyaan di Graha Oikumene, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Penulis: Ade Rosman
23/1/2024, 14.36 WIB

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menanggapi bantahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengenai data deforestasi di Indonesia. Menurut Mahfud sebenarnya tidak ada perbedaan substansial antara data yang ia sampaikan saat debat dengan penjelasan dari Menteri Siti. 

"Memang betul, bukan kesalahan tapi perbedaan membaca data," kata Mahfud di Posko Teuku Umar nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/1).

Saat debat cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (21/1) malam, Mahfud menyebut jumlah deforestasi hutan di Indonesia mencapai 12,5 juta hektare. Penjelasan Mahfud itu dibantah Siti Nurbaya. Ia menyebut Mahfud salah mengkalkulasi data. 

Menurut Mahfud perbedaan data yang mencuat antara dirinya dengan menteri Siti bersumber dari perbedaan cara membaca data. Mahfud mengatakan, yang disampaikan Siti merupakan deforestasi netto yang mencakup data yang ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan di Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan, data yang ia sampaikan bersumber dari Global Forest Watch.

"Global Forest Watch itu memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu. Sedangkan deforestasi netto itu merupakan, deforestasi bruto dan dikurangi reforestasi sehingga sisanya catatan oleh Bu Siti Nurbaya," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan, hutan yang rusak sebelum reforestasi tetaplah rusak karena terjadi deforestasi. "Karena Bu Siti Nurbaya mengurangi itu dengan reforestasi itu bisa menghitung seperti itu, gitu. Seperti data yang ada di BPS dan juga LHK saya juga baca," kata Mahfud.

Ia mengatakan, cara menghitung seperti itu telah ditulis oleh Guru Besar Institut Pertanian Bogor Hariadi Kartodirjo beberapa tahun lalu. Kendati demikian, Mahfud menyambut positif sanggahan Siti. Menurutnya, tak ada yang salah dengan data yang disampaikannya maupun Siti.

"Itu saja, tidak apa-apa bagus ini. Sama-sama benar, tinggal mau baca dari mana, bruto atau netto. Saya pakai Global Forest itu setiap tahun rusaknya dalam 10 tahun, 'nih segini loh rusaknya'. Reforestasi ini kan di tempat lain banyak yang rusak," katanya.

Jumlah Tutupan Hutan Menurut Data KLHK

Sebelumnya, Siti menyebut bahwa data yang diungkapkan Mahfud saat debat cawapres tak tepat. Ia mengatakan, angka deforestasi hutan di Indonesia pada 2013 adalah 730 ribu hektare, lalu pada 2015, angka deforestasinya bertambah menjadi 1,09 juta hektare.

“Saya harus mengatakan bahwa data itu salah. Saya bisa kasih tahu data yang sebenarnya. Kalau dipakai sejak tahun 2013, ada persoalan konsep. Dan ada persoalan bagaimana membaca data," kata Siti saat ditemui sejumlah wartawan di Media Center Kementerian LHK pada Senin (22/1).

Siti menyebut terdapat kenaikan dari 0,73 juta hektare menjadi 1,09 juta hektare lantaran adanya bencana El Nino pada 2015. Kemudian di 2016 turun menjadi 630 ribu hektare, dilanjutkan 2017 menjadi 480 ribu hektare. Adapun pada 2018 deforestasi menjadi 440 ribu hektare. Pada 2019, tambah Siti, Indonesia kembali mengalami El Nino namun tak separah ketika 2015. 

"Angka deforestasinya menjadi 460 ribu. Sekarang di tahun 2022, kita hanya deforestasi 104 ribu hektare," kata Siti.

Pada kesempatan yang sama, Siti mempertanyakan data deforestasi yang disampaikan Mahfud ketika debat. Ia menduga kubu Mahfud keliru dalam proses penghitungannya.

Reporter: Ade Rosman