Perputaran Ekonomi dari Hampers Lebaran Diperkirakan Rp 10,73 Triliun

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
Petugas menata paket bingkisan atau "hampers" kue Natal yang ditawarkan oleh toko kue Harvest di Kebon Kacang, Jakarta, Kamis (22/12/2022).
8/4/2024, 11.41 WIB

Berbagai hadiah atau hampers menjadi bagian momen menyambut hari raya Idul Fitri. Bank Syariah Indonesia Institute (BSI Institute) memperkirakan total potensi perputaran ekonomi dari pemberian hampers/ gift tersebut secara nasional adalah sebesar Rp10,73 Triliun.

Senior Quantitative Analyst BSI Institute Fatiya Rumi Humaira menjelaskan tingginya konsumsi selama ramadan direfleksikan dalam proporsi masyarakat yang berbelanja selama bulan suci yaitu sebesar 66,1%. Adapun proporsi yang berbelanja saat hari raya hanya 0,9%. 

Di tengah peningkatan konsumsi tersebut, alokasi untuk aktivitas ekonomi yang bersifat altruisme cukup tinggi. Hitungan BSI, sebanyak 21% masyarakat memberi hampers atau gift kepada kerabat atau saudara selama periode Ramadhan Idul Fitri.

“Rata-rata biaya hampers/ gift adalah sebesar Rp 365.350,” ujar Fatiya dalam risetnya dikutip Senin (8/9).

Sebagai informasi, altruisme adalah sifat yang lebih memerhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain. Peningkatan juga terjadi pada konsumsi alat kebersihan, yakni 70% masyarakat membersihkan rumah menjelang puasa.

“19,1% juga membeli perlengkapan atau dekorasi rumah selama ramadan. Situs belanja daring menjadi salah satu metode yang cukup banyak digunakan untuk berbelanja kebutuhan ramadan,” ujar Fatiya lagi.

Adapun beberapa aspek pertimbangan utama untuk berbelanja online adalah diskon/promo sebanyak 91,2%, harga 86,2%, dan kecepatan pengiriman 60,3%. Diskon lainnya diberikan untuk ulasan pembeli lain 47,1%, variasi metode pembayaran 45,9%, garansi sampai sebelum hari raya 30,3%. Selain itu juga ada jangkauan area pengiriman 27,1%, dan keramahtamahan pelayanan 24%.

Reporter: Zahwa Madjid