Para Menteri Jokowi Goda Airlangga dan Bahlil di Tengah Kisruh Internal Golkar

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/app/YU
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri) berbincang di sela kunungan ke Embung MBH di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024).
12/8/2024, 11.14 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sempat saling berkelakar sebelum keduanya menghadiri sidang kabinet paripurna perdana di Istana Garuda, Komplek Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Senin (12/8).

Selain saling melempar candaan, Airlangga dan Bahlil juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama di sekitar wilayah Embung MBH IKN. Gimik kedua politisi Golkar itu terjadi di tengah kondisi ketegangan internal Golkar seusai Airlangga menyatakan mundur dari ketua umum akhir pekan lalu.

Sesi saling goda antara Airlangga dan Bahlil bermula saat Menteri Keuangan Sri Mulyani mengundang Airlangga untuk bergabung ke dalam jajaran para menteri yang duduk mengelilingi sebuah meja bundar.

Sejumlah menteri yang telah menduduki kursi yang tersedia yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto serta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

“Pak Airlangga ayo ngobrol, Pak Airlangga. Soalnya kalau ada Pak Airlangga kita difoto wartawan,” ajak Sri Mulyani kepada Airlangga.

Mendapat ajakan dari Sri Mulyani, Airlangga lantas mengambil sebuah kursi yang berada di meja bundar sebelahnya. Mantan Ketua Umum Golkar itu kemudian meletakkan kursi yang ia bawa di antara tempat duduk Retno Marsudi dan Sri Mulyani.

Tak berselang lama, turut menghampiri Menteri Investasi Bahlil Lahadalila, Kapolri Listyo Sigit, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Abdullah Azwar Anas.

Selain itu juga bergabung Panglima TNI Agus Subiyanto, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Agus Harimurti Yudhoyono. Mereka menyusul dari barisan kursi di meja sebelah.

Dari sejumlah pejabat negara yang menyusul dari barisan samping, hanya Bahlil yang terlihat membawa kursi yang ia angkut dari meja sebalah. Melihat hal tersebut, Airlangga lantas mengeluarkan candaan mengoda. “Kursinya Pak Kapolri saja diambil sama Pak Bahlil,” celetuk Airlangga, disusul tawa para menteri dan wartawan.

Adapun Kapolri Lisyto Sigit saat itu hanya berdiri tertawa sembari kedua tangannya menggenggam cangkir putih. Di sisi lain, Bahlil meletakan kursi yang ia bawa ke posisi samping Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sembari menimpali guyonan Airlangga. “Masuk itu barang,” balas Bahlil.

Bahlil kemudian beridi dari kursinya dan memilih berjongkok di area depan menghadap wartawan untuk sesi foto. Melihat polah Bahlil, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah turut melempar candaan. “Pak Bahlil engga butuh kursi,” kata Ida. Kembali suasana ramai oleh gelak tawa para menteri.

Seusai Ida melayangkan candaan tersebut, terlihat Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang berdiri turut tertawa sembari menepuk-nepuk lengan Ida.

Agus Gumiwang merupakan Wakil Ketum Partai Golkar yang digadang-gadang akan ditujuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Partai Beringin hingga Musyawarah Nasional (Munas) Desember akhir tahun ini.

Seusai sesi foto wartawan, Bahlil berdiri sembari berujar “Kalau kita kursinya spesial. Kalau engga ada, kita kasih,” kata Bahlil.

Nama Bahlil sebelumnya juga sudah mencuat menjadi kandidat kuat Ketum Golkar melalui mekanisme Musyawarah Nasional Luar Biasa yang tidak jadi terlaksana pada 2023.

Adapun Airlangga menyampaikan pengunduran dirinya dari Ketua Umum Golkar secara terbuka melalui video berdurasi 3 menit 22 detik pada Ahad (11/8).

Dalam pidato tersebut, Airlangga tak secara spesifik menyebutkan alasan mundur dari pucuk pimpinan Golkar. Ia hanya menyebut tindakan itu diambil untuk menjaga soliditas partai.

“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Airlangga.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu