Perluas Jalur MRT Jakarta, Jokowi Gunakan Utang dari Jepang Rp 15,3 Triliun

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S./rwa.
Pekerja mengecek mesin operator pada pembangunan jalur MRT Jakarta fase 2A CP 203 di terowongan bawah tanah Stasiun Kota, Jakarta, Kamis (11/7/2024).
11/9/2024, 13.25 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan moda transportasi massal kereta bawah tanah atau mass rapid transit (MRT) Jakarta fase 1 tahap 1 Lin Timur - Barat di Stasiun Interkoneksi Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu (11/9). Proyek ini akan memperluas jangkauan MRT dengan menghubungkan kawasan di Jakarta bagian timur hingga Jakarta bagian barat. 

Jalur MRT nantinya akan melintas dari Stasiun Medan Satria, Kota Bekasi hingga Stasiun Tomang di Jakarta Barat. Penambahan jalur MRT dari Stasiun Medan Satria Hingga Tomang melewati 21 stasiun sepanjang 24,5 kilometer (km). 

Pembangunan lintasan MRT teranyar ini akan melengkapi jalur MRT lainnya seperti jalur Jakarta Utara- Jakarta Selatan yang sudah ada saat ini, yakni dari Stasiun Lebak Bulus-Bundaran HI. Saat ini pemerintah juga sedang membangun pengembangan lintasan MRT Utara-Selatan Fase 2A dari Stasiun Bundaran HI hingga Jakarta Kota.

"Ini akan memberikan dukungan pada Jakarta sebagai sebuah kota global, Jakarta sebagai sebuah kota aglomerasi dengan di sekitarnya," kata Jokowi saat memberikan pidato sambutan. 

Pada momen tersebut, Jokowi menyampaikan sejak dioperasikan pada 2019, MRT Jakarta telah mengangkut dan melayani mobilitas 120 juta penumpang. MRT Jakarta pertama kali dioperasikan pada 24 Maret 2019. 

Trayek pertama MRT yang dibuka adalah Fase 1 yang menghubungkan Stasiun Lebak Bulus di Jakarta Selatan hingga Stasiun Bundaran HI di Jakarta Pusat. Jalur itu memiliki panjang 16 KM dengan total 13 stasiun yang melayani rute tersebut.

Beroperasi Awal 2031

Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan struktur modal pembangunan (MRT) Jakarta Fase Lin Timur-Barat yang menghubungkan Stasiun Medan Satria-Tomang menggunakan skema pendanaan bersama. Dana berasal dari pinjaman Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

Di sisi lain, pembangunan Stasiun MRT Jakarta Medan Satria di Kota Bekasi sepanjang 800 meter didanai oleh hibah dari pemerintah pusat. Proyek MRT Jakarta Fase 1 tahap 1 ini akan mulai beroperasi pada 2031 dengan perkiraan waktu tempuh 90 menit dari Stasiun Medan Satria-Tomang pulang-pergi (PP).

Heru menjelaskan, setelah proyek selesai, biaya operasional akan dibebankan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dengan menggunakan skema public service obligation (PSO). Mekanisme itu mewajibkan pemerintah agar memberikan subsidi atau dukungan finansial untuk memastikan layanan publik tetap beroperasi dan terjangkau bagi masyarakat.

"Nantinya Kementerian Perhubungan sebagai executing agency, dan Pemprov Jakarta sebagai implementing agency, dan PT MRT Jakarta sebagai sub-implementing agency," ujar Heru Budi.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menyampaikan bahwa Pemerintah Jepang telah menyalurkan pinjaman sebesar ¥140 miliar yen atau sekira Rp 15,3 triliun dengan bunga rendah. "MRT adalah simbol kebijakan ekonomi antara Indonesia dan Jepang selama pemerintahan Presiden Joko Widodo," kata Yasushi.



Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu