Gerak Saham Wall Street Fluktuatif, Investor Tunggu Kebijakan Suku Bunga The Fed

Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
18/9/2024, 06.15 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street berfluktuasi pada penutupan perdagangan Selasa (17/9). Indeks S&P 500 hampir datar di akhir sesi setelah sempat menyentuh rekor tertinggi. Hal itu karena pasar tengah menantikan keputusan Federal Reserve mengenai penurunan suku bunga.

Secara keseluruhan, S&P 500 naik tipis 0,03% menjadi 5.634,58 setelah mencapai rekor tertinggi di 5.670,81. Kemudian Nasdaq Composite terapresiasi 0,2% dan ditutup pada 17.628,06. 

Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average turun 15,9 poin atau 0,04% ke 41.606,18, meski sempat mencapai rekor baru dalam sesi perdagangan. Adapun rekor kedua indeks S&P 500 dan Dow tercapai di tengah periode sulit bagi pasar.  

Menurut data FactSet, September biasanya menjadi bulan terburuk dalam 10 tahun terakhir dengan rata-rata kerugian 1,3% per bulan. Di samping itu, pasar juga tengah menghadapi tantangan akhir musim panas yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS. 

Lemahnya data pekerjaan dan manufaktur di bulan Agustus memicu aksi jual besar. Akan tetapi pasar berhasil pulih sebab didukung data yang lebih positif serta ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed.

Kini Wall Street menunggu penurunan suku bunga The Fed yang telah lama dinanti pada Rabu. Hal ini merupakan sebuah langkah yang diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan di tengah tingginya biaya pinjaman dan inflasi. 

Adapun The Fed memulai kenaikan suku bunga secara agresif sejak Maret 2022. Selain itu data penjualan ritel terbaru menunjukkan kesehatan konsumen yang masih kuat. 

Pada Agustus, penjualan ritel naik 0,1%, melampaui perkiraan penurunan 0,2%. Apabila tidak memasukkan sektor otomotif, penjualan juga naik 0,1%, meski sedikit di bawah prediksi kenaikan 0,2%.

Meskipun penurunan suku bunga pada hari Rabu diantisipasi, pasar masih terpecah mengenai besarnya penurunan. Saat ini, ada peluang 63% bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin atau meningkat dari 47% pada hari Jumat. Akan tetapi sedikit menurun dari prediksi sebelumnya sebesar 67% pada Selasa. Satu basis poin setara dengan 0,01%.

Menurut beberapa investor, penurunan suku bunga yang lebih tajam dapat memicu kekhawatiran kondisi ekonomi AS. Kepala Strategi Teknikal di LPL Financial, Adam Turnquist, mengatakan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin lebih lanjut mengindikasikan bahwa pandangan The Fed terhadap pasar tenaga kerja telah memburuk. 

Ia menilai akan menjadi tanda yang mengkhawatirkan. Hal itu sebab bisa mengindikasikan lemahnya pondasi ekonomi yang lebih dalam, terutama terkait dengan kemampuan pasar tenaga kerja untuk terus tumbuh.

“Saya rasa akan ada deviasi yang cukup besar antara apa yang diharapkan pasar dan apa yang akan diproyeksikan oleh The Fed,” kata Turnquist dikutip CNBC, Rabu (18/9).

Di sisi lain, saham Intel melonjak 2,7% setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk menjadikan diversifikasi pada anak perusahaan terpisah. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat fokus bisnis dan meningkatkan efisiensi operasional. 

Selain itu, Intel mendapat dukungan signifikan dari pemerintahan Biden, yang memberikan dana hingga US$ 3 miliar melalui CHIPS Act. Hal ini merupakan sebuah inisiatif untuk meningkatkan produksi semikonduktor di Amerika Serikat dan mengurangi ketergantungan pada pasokan luar negeri.



Reporter: Nur Hana Putri Nabila