Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menerima gelar doktor dari Universitas Indonesia alias UI hari ini, Jumat (18/10). Gelar ini ia dapat dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global alias SKSG UI, setelah berkuliah lebih dari tiga tahun.
“Tim penguji memutuskan mengangkat saudara Hasto Kristiyanto dalam program studi Kajian Stratejik dan Global dengan yudisium cum laude, IPK 3,93,” ujar Ketua Sidang Athor Subroto saat membacakan hasil putusan kelulusan Hasto di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jumat (18/10).
Sidang terbuka promosi doktoral Hasto turut dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Disertasi Hasto berjudul 'Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan'.
Penelitian ini menyoroti kepemimpinan strategis, ideologi, dan pelembagaan berperan dalam memperkuat ketahanan partai politik, khususnya dalam konteks demokrasi Indonesia.
Menurutnya, partai politik cenderung mengutamakan fungsi elektoral di era political-industrial complex. Ini maksudnya sistem politik saat ini lebih terkait pada uang dan bisnis.
“Diperlukan pandangan baru yang menekankan pentingnya pelembagaan, agar partai dapat beradaptasi, tumbuh, dan bertahan dalam menghadapi dinamika politik internal maupun eksternal,” kata Hasto.
Ia menggunakan pendekatan mixed method multi-phase, yang mencakup critical discourse analysis, fenomenologi, dan survei. Ini berarti, Hasto menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.
Penelitiannya melibatkan lebih dari 3.400 responden untuk memahami keterkaitan antara kepemimpinan strategis, ideologi, dan pelembagaan partai dengan ketahanan politik. Hasilnya, ketiga aspek tersebut berperan penting dalam menjaga ketahanan PDIP.
Ada tiga hal penting yang ia bahas dalam disertasi Hasto. Pertama, PDIP disebut bisa bertahan berkat kepemimpinan Megawati yang ia sebut sebagai "Megawati Seven Principle of Political Strategic Leadership". Prinsip tersebut meliputi Critical-Denk Methode, Visioner, Direction, Core Values, Biopolitics, Alignment, dan Commitment.
“Setiap keputusan yang diambil tidak hanya memperjelas prioritas, tetapi juga mengarahkan sumber daya partai menuju tujuan jangka panjang,” kata Hasto.
Kedua, ideologi Pancasila berperan penting dalam soliditas PDIP hingga menjadi elemen kunci yang mendasari gerakan politik. Ketahanan ini terlihat saat partai menjadi oposisi, pada 2004—2014.
"Kader partai tetap loyal, memiliki sense of belonging, dan berkomitmen pada nilai-nilai yang diusung partai,” ujarnya.
Ketiga, pelembagaan partai dibutuhkan untuk menghadapi tantangan politik di masa depan. Hasto menyebut PDIP telah menjalankan modernisasi pelembagaan dengan menerapkan prinsip akuntabilitas.
“Dengan kombinasi ini, PDIP mampu bertransformasi menjadi partai yang kuat dan berperan sebagai pelopor demokrasi,” katanya.
Hasto diuji oleh empat orang penguji yang terdiri dari tiga penguji internal dan satu penguji eksternal. Penguji internal yakni Prof. Dr. Gumilar Rusliwa Somantri, Prof. Dr. Bambang Shergi, Prof. Dr. Sulistyowati Soewarno dan penguji eksternal Prof. Ludger Helms.
Adapun yang bertindak sebagai tim promotor diketuai oleh Prof. Dr. Satya Arinanto. Sementara co-promotor, Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghofur dan Dr. Margaretha Hanita.