Top News: Aplikasi Wondr BNI Error dan Proyeksi Nasib Kelas Menengah di 2025
Aplikasi Superapp Wondr milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tidak dapat diakses sementara waktu karena proses pemeliharaan, menyebabkan banyak nasabah mengeluh di media sosial.
Sejumlah nasabah, termasuk Content Creator Jovial da Lopez, mengeluhkan waktu pemeliharaan yang dilakukan pada siang hari, saat aplikasi sering digunakan untuk transaksi, bahkan beberapa akun menyatakan keinginannya untuk pindah dari BNI ke bank lain.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ia juga menjamin bahwa pihaknya sedang menangani kendala teknis yang terjadi, dan menyarankan nasabah menggunakan layanan akses BNI lain yang tersedia.
Aplikasi Wondr yang mengalami kendala menjadi salah satu artikel Top News Katadata.co.id. Selain itu, simak juga bagaimana nasib UMP 2025 di tangan Presiden Prabowo, serta nasib kelas menengah yang berpotensi semakin sulit tahun depan.
1. Aplikasi Supperapp Wondr Error, BNI Buka Suara
Aplikasi Superapp Wondr yang dimiliki PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BBNI tidak bisa digunakan karena sedang melakukan pemeliharaan untuk sementara waktu. Hal ini membuat para nasabahnya mengeluh dan menjadi perbincangan di X atau sebelumnya disebut twitter.
Superapp Wondr by BNI terpantau sudah tidak dapat digunakan pada pukul 12.00 WIB atau pada jam makan siang. Hal ini membuat nasabah yang menggunakan aplikasi Wondr, tidak bisa melakukan transaksi.
Salah satunya seperti seorang Content Creator Jovial da Lopez yang mengeluhkan jam pemeliharaan yang tidak tepat. "Aplikasi Wondr maintenance jam segini?," tulis Jovial dalam akun X nya @JovialdaLopez, Senin (25/11).
Akun X bernama Lonly @llonly mengatakan pemilihan waktu maintenance atau pemeliharaan seharusnya dilakukan pada malam hari. Nasabah lain juga berkeinginan untuk memindahkan semua uangnya dari BNI ke bank lain.
Menanggapi hal tersebut Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami nasabah karena adanya kendala dalam mengakses wondr by BNI.
2. Nasib UMP 2025 di Tangan Prabowo
Ribuan buruh merayakan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan sebagian gugatan mereka terhadap Undang-Undang Cipta Kerja, khususnya terkait pengupahan, yang memberikan harapan atas peningkatan upah minimum tahun depan.
Terjadi perdebatan antara buruh dan pengusaha mengenai besaran alfa (indeks tertentu) dalam perhitungan upah minimum, dimana buruh menginginkan kenaikan UMP 2025 sekitar 7-8% sedangkan pengusaha hanya setuju pada kenaikan sekitar 3,5%.
Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli berperan penting dalam diskusi terkait penetapan upah minimum, dengan buruh berharap Presiden akan mendukung peningkatan upah yang dapat menjaga daya beli mereka, terutama mengingat rencana kenaikan PPN hingga 12% tahun depan.
3. Prabowo Rapat Sampai Malam, Bahas Finalisasi Aturan Hukum Danantara
Presiden Prabowo Subianto mengadakan rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (25/11), untuk membahas kelanjutan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara).
Beberapa pejabat yang hadir dalam rapat tersebut antara lain Menteri Investasi Rosan Roeslani, Kepala BP Danantara Muliaman Darmansyah Hadad, serta Wakil Kepala BP Danantara Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang.
Rosan Roeslani menjelaskan bahwa rapat terbatas kali ini fokus pada penyesuaian pembentukan BP Danantara dengan regulasi yang berlaku.
Presiden menekankan pentingnya memastikan BP Danantara memenuhi aspek legalitas dan kepatuhan terhadap regulasi.
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah kepatuhan BP Danantara terhadap regulasi yang mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
4. Shell Dikabarkan Bakal Tutup Seluruh SPBU, Ini Respons Bahlil
PT Shell Indonesia dikabarkan bakal menutup seluruh unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia.
Mengenai hal tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menegaskan, hingga saat ini belum menerima informasi resmi soal rencana Shell Indonesia untuk menghentikan operasinya di Indonesia.
"Shell? Saya belum dengar, jangan kabar burung, lah. Belum ada," ujar Bahlil kepada wartawan saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/11).
Tak hanya itu, hingga saat ini juga Bahlil memastikan operasional Shell di Indonesia masih berjalan dengan baik. Bahkan ia mengakui belum ada rencana Shell untuk menutup SPBU-nya di seluruh Indonesia.
5. Nasib Kelas Menengah Makin Sulit di 2025: Konsumsi Turun dan Tabungan Tergerus
Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memproyeksikan pelemahan konsumsi masih akan berlanjut pada 2025. Dalam dokumen Brief Report CORE Economic Outlook 2025 disebutkan bahwa konsumsi rumah tangga diprediksi tumbuh 4,9%-5% pada 2024.
“Perlambatan konsumsi rumah tangga pada tahun ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun mendatang,” tulis laporan CORE Indonesia dikutip Senin (25/11).
CORE Indonesia mengungkapkan terdapat sejumlah sinyal yang menyebabkan pelemahan konsumsi masih akan berlangsung hingga 2025. Salah satu penyebabnya adalah pelemahan konsumsi kelas menengah dan calon kelas menengah.
Pasalnya, kelompok kelas menengah dan calon kelas menengah merupakan kontributor utama konsumsi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah mencapai 52 juta orang atau 19% total penduduk Indonesia dan berkontribusi 40% terhadap total konsumsi.